Wednesday, October 26, 2011

LAHIR



Semakin banyak yang tercatat
Maka detak semakin kuat
Mulai menunggu dengan harap
Penuh harap

Lahirlah dengan sempurna, anakku!

28/02/2009

BESAR


oleh: Muhammad Saufi Ginting

Sudah!
Suasana semakin gaduh
Risau hati semakin kacau
Dan sudah!
Kita semua ingin hidup damai
Itu Saja!

Kisaran, 24 Nop 2008

MENJADI DO’A



Oleh: Muhammad Saufi Ginting 
Apakah puisi ini cukup mengeratkan kita
Pada perkenalan yang sederhana
Dan disana kita masih menyimpan asa
Memburu waktu yang tak ingin sirna

Dan apakah gerakan tangan ini hanya jadi nelangsa
Pada rindu pertemuan kita
Dan kita pun saling menghargai
Diantara sejuta ingin yang terpatri

Lalu sudahkah kita terbiasa
Membawa angan menjadi do’a
Mengikat rindu menjadi do’a
Merajut mimpi menjadi do’a
Dan semoga pada do’a
Kita tumbuh tanpa dosa

Kisaran, 30 Nop 2008

Wednesday, October 12, 2011

MODEL PEMBELAJARAN POLYA


A. Model Pembelajaran Polya
Model Pembelajaran Polya adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir (Pepkin, 2004:1)
Menurut Polya (dalam Shadiq, 2004: 3) dalam menyelesaikan suatu masalah dalam matematika ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Memahami masalah
Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah membaca soal dengan seksama sehingga benar-benar dimengerti arti dari semua kata dalam soal. Buat tanda khusus untuk beberapa istilah yang digunakan kalimat dalam soal. Tentukan apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui.
2. Menyusun rencana
Langkah kedua ini merupakan kunci dari empat langkah ini. Dalam menyusun rencana penyelesaian banyak strategi dan teknik yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk merancang penyelesaian masalah adalah sebagai berikut:
a.         Adakah gambar, diagram, chart atau tanda bantu lainnya yang dapat membantu menyusun data dalam soal?
b.        Apakah terdapat hubungan dari keterangan – keterangan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dalam menyelesaikan masalah?
c.         Adakah rumus yang dapat digunakan?
d.        Apakah masalah ini pernah diselesaikan sebelumnya tapi dengan kalimat yang berbeda?
e.         Apakah masalah perhitungan ini dibutuhkan untuk menyusun proses perhitungan?
f.          Dapatkah kamu menyempurnakan masalah yang sama dengan lebih sederhana dan mempelajari sesuatu dari penyelesaiannya yang mungkin digunakan dalam masalah ini?
g.        Jika pertanyaannya merupakan tipe pertanyaan umum, dapatkah kamu mencoba soal yang lebih spesifik?
h.        Apakah terdapat hubungan masalah yang dapat kamu selesaikan sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah ini?
i.          Sudahkah kamu menggunakan proses “trial and learn from your error”?
3. Pelaksanaan rencana
Jika dalam langkah kedua telah berhasil dirinci dengan lengkap, maka dalam pelaksanaan rencana penyusunan soalnya menjadi bentuk yang sederhana dan melakukan prhitungan yang diperlukan. Perancangan yang mantap membuat pelaksanaan rencana lebih baik.
4. Memeriksa kembali
Langkah keempat ini penting, walaupun sering dilupakan dalam menyelesaikan masalah. Beberapa pertanyaan yang muncul dalam langkah ini adalah sebagai berikut:
a.    Apakah jawabannya sudah tepat?
b.    Adakah cara untuk memeriksa jawaban?
c.    Periksa jawaban sekali lagi, apakah ditemukan cara lain yang mungkin dapat digunakan dalam penyelesaian masalah?
-          Hal senada juga disampaikan oleh Wena (2009: 88) bahwa dalam model pemecahan masalah, terdiri atas lima tahapan pembelajaran, yaitu:
-          Identifikasi masalah
-          Dalam tahap ini guru membimbing siswa untuk memahami aspek-aspek permasalahan, seperti membantu untuk mengembangkan/menganalisis permasalah, mengajukan pertanyaan, mengkaji hubungan antardata, memetakan masalah, mengembangkan hipotesis-hipotesis.
-          Mendefinisikan masalah. Dalam tahap ini kegiatan guru meliputi membantu dan membimbing siswa, melihat hal/data/variabel yang sudah diketahui dan hal yang belum diketahui, mencari berbagai informasi, menyaring informasi yang ada dan akhirnya merumuskan permasalahan.
-          Mencari solusi: Dalam tahap ini kegiatan guru adalah membantu membimbing siswa mencari berbagai alternative pemecahan masalah, melakukan brainstorming, melihat alternative pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang dan akhirnya memilih satu alternative pemecahan masalah yang paling tepat.
-          Melaksanakan strategi.
-          Melakukan langkah-langkah pemecahan masalah dengan alternative yang telah dipilih. Dalam tahap ini siswa dibimbing secara tahap demi tahap dalam melakukan pemecahan masalah.
-          Mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh.
-          Dalam tahap ini kegiatan guru adalah membimbing siswa melihat/mengoreksi kembali cara-cara pemecahan masalah yang telah dilakukan apakah sudah benar, sudah sempurna, atau sudah lengkap.
Meyer (dalam Wena, 2009: 87) mengungkapkan bahwa terdapat tiga karakteristik pemecahan masalah, yaitu (1) pemecahan masalah merupakan aktivitas kognitif, tetapi dipengaruhi oleh prilaku, (2) hasil-hasil pemecahan masalah dapat dilihat dari tindakan/prilaku dalam mencari pemecahan, dan (3) pemecahan masalah adalah merupakan suatu proses tindakan manipulasi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
            Jadi dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah yang berhasil, harus selalu disertakan upaya-upaya khusus yang dihubungkan dengan jenis-jenis persoalan tersendiri serta pertimbangan-pertimbangan mengenai isi yang dimaksud. Mengingat begitu pentingnya siasat atau strategi dalam pemecahan masalah matematika, maka sangat diperlukan langkah-langkah untuk mempermudah pemahamannya.

Pengumuman hasil seleksi mahasiswa PPs UNIMED 2011

Pengumuman Hasil Seleksi Penerimaan Mahasiswa (S2)
Prodi Lingustik Terapan Bahasa Inggris (LTBI) Kelas B
Program Pascasarjana-UNIMED
No.     01469/UN.33/LL/2011

No
No. Peserta
Nama
1
212
ANTONIUS WILSON SEMBIRING
2
27
BUSRI
3
260
DESI LELANI HARAHAP
4
237
DEWI SYAHPUTRI
5
46
ELISA KANDER PURBA
6
148
ELISA P.N. NAINGGOLAN
7
364
ERNILA SARI HARAHAP
8
287
EVALINE ROSLINA SIMANJUNTAK
9
155
FATMA DEWANI HARAHAP
10
315
GRACE EMELI BR TOBING
11
353
LUKMANUL HAKIM
12
376
MANIMBUL MARTINUS SIMANJORANG
13
062
MERI VANCITO
14
259
MUHAMMAD SAUFI GINTING
15
356
RONY ARAHTA S.
16
346
SUTARSIH
17
26
TRI INDAH REZEKI
18
365
UZIANA
19
28
WARIYATI
20
18
WIDI DAMAIYANTI SIMBOLON
21
360
YULIA SARI HARAHAP
22
137
YUNIAR










Thursday, October 6, 2011

Strategi Belajar

Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai ‘siasat, kiat, trik atau cara’. Sedang secara umum adalah garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun strategi belajar mengajar bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau dengan kata lain, strategi belajar mengajar merupakan sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu (Faturrohman dan Sutikno, 2009: 3)
Strategi atau metode adalah komponen mempunyai fungsi yang sangat menentukan (Sanjaya, 2006:58). Lebih lanjut Sanjaya (2006:145) menegaskan metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah tersusun tercapai secara optimal. Ini berarti metode digunakan untuk merelasiasikan strategi yang telah ditetapkan.
Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru-siswa dalam mencapai tujuan, baik yang sifatnya instruksional maupun pengiring (Shaleh, 2001: 91).
Strategi pengajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu (Hamalik, 2009: 201) 
            Dalam aplikasinya strategi pembelajaran memilik empat aspek yaitu:
  1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan guru dalam menyampaikan materi atau isi pelajaran kepada peserta didik.
  2. Metode pembelajaran, yaitu cara guru mengorganisasikan materi pelajaran dan peserta didik agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien.
  3. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
  4. Waktu yang digunakan guru dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah kegiatan pembelajaran (Warsita, 2008:25).
Dengan demikian, strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengoragnisasian materi pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

JANGAN LUPA BERIKAN KOMENTAR ANDA YA!!!