Thursday, December 27, 2012

JIKA SERIBU DUKA

JIKA SERIBU DUKA
; pada azka

Kelak, jika kau menemukan seribu duka di hatimu
Berhentilah, sekedar berkontemplasi
Atau, kemarilah, bersama kita pecahkan buntu itu
Sekedar mengurai, lalu menyimpul dengan baik mesti sederhana
Bersama hati, bersama iman
Jangan menambah luka dengan dendam
Apapun itu, nak!

Rumah Azka- Kisaran, 12-12-2012


DI STASIUN KERETA, ADA TIGA CATATAN YANG TERTINGGAL


DI STASIUN KERETA, ADA TIGA CATATAN YANG TERTINGGAL

Catatan Pertama:
Semalam, ketika janji sudah terabaikan
Kau masih menunggu dengan cinta dan kerinduan
Sambil mencatatkan reruntuhan pada lembar yang penuh coretan
Dan mencoba tersenyum jenaka pada setiap orang yang lalu lalang
Kau masih menunggu bersama gemuruh kereta yang telah pulang
Diam.

Catatan Kedua:
Ini kali kedua kau meninggalkan catatan
Melewati lorong pengorbanan
Setelah magrib menjelang
Kaupun mengadu pada Tuhan
Lewat sujud dan doamu hingga Isya bergantian
Semakin malam.
Kelam.

Catatan Ketiga:
Pulanglah dengan kebaikan
Jangan menangis pada kebuntuan
Masih ada Tuhan
Pintaku sedikit berpesan

 “Aku tak sanggup bertahan”
Secarik kertas kau serahkan
Catatan ketiga setelah Isya yang kau abadikan

Agh..Aku yakin Tuhan tak pernah salah memberi jalan
Selagi iman menjadi penerang.

Stasiun Kereta Api Kisaran-Rumah Azka, Kisaran 18 Juli 2012

SEMOGA PADA SYURGA


SEMOGA PADA SYURGA

Kita melukis asa pada lembayung senja
Tatkala kau tuang cinta dalam cawan gelisah
Di atas rapuh
Kaupun Pasrah

Semoga pada Syurga, Doa mu.

Kisaran, 26 April 2012

PADA CINTA


PADA CINTA

Tahukah kau bahwa cita adalah hasrat?

Tak perlu mengeluh menjadi karat
Sebab hati takkan menjadi jahat
Ketika ia kau balut dengan nikmat yang terpahat
;melekat

Tahukah kau bahwa cinta bukanlah maksiat?

Berbekallah dengan sebenar-benar bekal yang bermanfaat
Sebab hidup bukanlah sesaat.

Tak perlu kau berkeluh
Pada asa yang kau kayuh
Dengan keyakinan penuh
Yakinkan hidup tak melepuh
Cinta adalah anugerah yang tak rapuh


Kisaran, 26 April 2012

Tentang Masa

...PUISI BJ HABIBIE UNTUK ISTRINYA AINUN...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu ...

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya ...

Dan kematian adalah sesuatu yang pasti ...
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu ...

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat ...

Adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi ...

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang ...

Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang ...

Pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada ...

Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini ...

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang ...
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik ...

Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini ...

Selamat jalan ...
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya ...

kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada ...

selamat jalan sayang ...
cahaya mataku, penyejuk jiwaku ...

selamat jalan ...
calon bidadari surgaku ...

Wednesday, December 26, 2012

Ilmi dan Tadabbur Al-Qur'an


Hasil men-tadabbur Al-Qur’an, Ilmi Menyimpulkan ternyata facebook sudah "diramalkan" kehadirannya sejak 14 abad yang lalu

Dibaca Sampai Selesai ya.... 

Suatu ketika selepas Ashar di Masjid Al Hikam. Di salah satu pojok masjid tersebut terdapat Ranid dengan dua orang temannya yakni Ahmad dan Ilmi yang terlihat sedang mendiskusikan sesuatu. Kali ini tema yang diangkat seputar masalah I’jazul Quran (Mukjizat Al Quran). Diskusi yang berjalan cukup santai namun sarat akan ilmu.

Ahmad adalah seorang mahasiswa salah satu PTS di Jakarta dengan program studi Matematika. Seorang calon pengabdi masyarakat dengan ilmunya. Ahmad selalu berupaya mengaitkan Al-Qur’an dengan bidang studinya matematika. Ahmad sering berkutat dengan angka-angka dalam Al-Qur’an.

Ahmad pun memulai diskusi. “Subhanallah alquran itu bener-bener mukjizat. gw pernah baca di Internet bahwa ternyata kata Yaum (hari) di dalam alquran sebanyak 365 kata sama seperti jumlah hari dalam satu tahun, kata syahr (bulan) disebutin 12 kali sama kayak jumlah bulan dalam satu tahun, sab’u (minggu) disebutin 7 kali sama dengan jumlah hari per minggu. Belum lagi kata-kata yang berlawan kata. Misalnya ad dunya 115 kali, al akhiroh juga 115 kali. Malaikat 88 kali sedangkan asy syayathin 88 kali juga. Al hayat 145 kali begitupun dengan Al Maut yang juga 145 kali. Belum lagi angka 19 yang disebutin dalam alquran surat Al Mudatsir ayat 30. Sebetulnya masih banyak tapi mending antum liat di internet aja nafsi-nafsi, tinggal tanya mbah google ketik key word nya keajaiban angka dalam alquran,” Celoteh Ahmad sekaligus mengakhiri presentasinya.

Tiba giliran Ranid memaparkan pengetahuannya seputar masalah mukjizat Quran. Ranid memang sangat menyenangi diskusi-diskusi tentang kajian Islam berhubung program studi Ranid adalah bahasa Arab yang ia geluti di salah satu Ma’had Lughoh di Jakarta. Maka ia akan memaparkan sepengetahuannya tentang I’jazul Quran dari sudut pandang bahasa.
Setelah mengucapkan basmalah seraya memuji Allah dengan hamdalah, serta sholawat kepada Nabi SAW. Ranid pun mulai berkata “Mumtaz! ustadz Ahmad mantep dah penjelasannya, giliran ane ya? Gini jadi mukjizat kalo diliat dari segi bahasa maka secara sederhana dapat diartikan sebagai 'senjata' untuk melemahkan terhadap tantangan dakwah yang ada. Contoh di zaman nabi Musa AS berhubung waktu itu sihir sedang ngetrend-ngetrendnya maka Allah kasih mukjizat nabi Musa AS 'menyerupai' sihir, tapi bukan sihir, dengan tongkatnya yang terkenal. Bisa berubah jadi ular, ngebelah lautan, dsb. Trus di zaman nabi Isa AS berhubung waktu itu ilmu kedokteran lagi maju-majunya maka Allah kasih kepada nabi Isa AS mukjizat yang berhubungan dengan dunia pengobatan. Nah, di zaman Rasul SAW pada masa itu kaum jahiliyyah terkenal akan syairnya yang luar biasa Indahnya. Maka Allah pun memberikan kepada Nabi SAW berupa alquran sebuah mukjizat yang begitu sangat tinggi dan sarat akan nilai sastranya.”

Ranid masih melanjutkan pemaparannya “bahkan Allah nantangin mereka kaum kafir untuk buat satu surat saja yang semisal dengan alquran. 
Coba ente berdua buka Al-Baqoroh ayat 23
'dan jika kamu meragukan Al-Quran yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) maka buatlah satu surat semisalnya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang yang benar,'

dan dilanjutan ayatnya, bahwa Allah sudah kasih garansi, mereka pasti gak akan mampu ngebuatnya. Pernah ada kisah tentang Musailamah Al-Kadzdzab yang coba-coba buat alquran tandingan. Salah satu suratnya niru-niru al-fiil. Dan surat gadungan itu ditertawakan banyak orang karena diliat dari sisi bahasa dan maknanya betul-betul jelek. Dan satu hal lagi cuma alquran kitab suci yang bisa dihafal oleh jutaan manusia walaupun manusianya itu sendiri pun tidak mengetahui arti alquran. Bahkan uniknya juga, hafalannya tersebut lengkap sampai titik dan komanya. Subhanallah maha benar Allah dalam firmanNya 'dan sungguh Kami mudahkan Al-Quran untuk peringatan' Al-Qomar ayat 17,” Ranid pun mengakhiri makalah yang dibawakannya.

Selanjutnya giliran Ilmi yang mendapat giliran menjelaskan mukjizat quran berdasarkan studi yang ia geluti. Ilmi adalah seorang mahasiswa IT di salah satu PTS di Jakarta. Berbeda dengan kedua orang sahabatnya tadi, Ikhwan lajang ini tengah mengerjakan tugas akhir dalam perkuliahannya. Hal ini dikarenakan Ilmi terlebih dahulu kuliah selepas SMA daripada Ahmad dan Ranid yang sempat menunda jenjang akademisnya.

Lengkap dengan stelan kacamata khas para hacker di film Hollywood, Ilmi pun memulai pembicaraannya. “sebenernya ane belum mau mengatakan ini mukjizat atau gak? terus terang ane gak berani. Tapi salah satu point yang pernah ane dengar dalam seminar Qur’an bahwa kenapa Qur’an disebut mukjizat tak lain dan tak bukan adalah karena kebenarannya dalam 'meramal' masa depan. Betul gak Ran?” Ilmi bertanya pada Ranid. Ranid pun mengiyakan pernyataan Ilmi dengan mengaggukan kepala, seolah tak mau kehilangan pemaparan dari Ilmi sahabatnya.

Ilmi melanjutkan “surat al-lahab contohnya, di situ Allah memastikan bahwa Abu Lahab bakalan tetep kafir dan masuk neraka. Dan ketika surat itu turun di Mekkah, Abu Lahab ternyata masih hidup. Sekarang coba antum bayangin kalo seandainya Abu Lahab itu tergerak hatinya untuk masuk Islam atau pun pura-pura masuk Islam maka Al-Quran akan dipertanyakan kebenarannya dari dulu sampai sekarang. Ataupun di surat Ar-Rum di situ dijelaskan bahwa Romawi bakalan menang melawan Persia. Dan itu subhanallah terjadi beberpa tahun kemudian. Setelah pada peperangan yang sebelumnya Romawi kalah maka pada peperangan selanjutnya Romawi menang telak.

Dan satu lagi peristiwa fathul Mekkah di surat Al-Fath. Allah memastikan kaum Muslimin akan memasuki Mekkah setelah sekian lama hijrah ke Madinah. Dan subhanallah hal itu terbukti.”
Fenomena Al-Fisbukiyyah dalam Al-Qur'an

“Ah itu mah dari aspek sejarah Mi, coba dari aspek IT sesuai sama studi ente?” Tanya Ranid seolah menantang Ilmi. “Weitss, tenang-tenang ane kan belum selesai jelasinnya, ana lanjut ya!” Jawab Ilmi. “Nah berhubung tadi ane bilang ana gak berani nyebut ini mukjizat atau nggak, maka ane akan bilang ini kehebatan Quran.” Ilmi masih melanjutkan, sementara kedua rekannya Ahmad dan Ranid masih terus diam dan menyimak kata per kata yang akan terlontar dari mulut Ilmi. “ente berdua tau gak, bahwa sejak 1400 tahun yang lalu alquran sudah menyinggung tentang Facebook dan kawan-kawannya?!” Ahmad sang Cagur (Calon Guru) tertegun diiringi dengan tertawa kecil seolah tak percaya statmen Ilmi. Lain lagi dengan Ranid yang masih berpikir dan mencari-cari bahwa apakah benar kata Facebook ada di dalam alquran. Dengan mencoba mentashrif pola-pola fi’il.
Ilmi meneruskan kembali pemaparannya “Ahmad, coba ente berdua buka surat Al-Ma’arij ayat 19-21
"'Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan dia jadi kikir.'
Ayat ini menjelaskan fenomena jama’ah "Al-Fisbukiyyah" secara umum. Coba ente-ente liat wirid-wirid mereka.

Kebanyakan isinya keluh kesah. Temanya udah mirip sinetron mendayu-dayu sampai bikin air mata keluar. Sakit dari mulai bisul, cantengan, jerawat, sampai ayan di update di status. Cuaca juga gak ketinggalan. Dikasih hujan, ngeluh gak bisa kemana-mana. Dikasih panas ngeluh kepanasan. Segala maksiat juga disebarin di muka umum. Masalah duit abis, rezeki seret terus dan terus di suguhkan. Ibadah juga ada beberapa yang dipublikasikan puasa, sedekah, tapi alhamdulillah ane belum menemukan ada orang yang lagi sholat update status 'lagi roka’at dua nih' naudzubillah kalo sampai ada!” canda Ilmi.

Ahmad dan Ranid pun tertawa dan mengaminkan ucapan Ilmi. “Terus di ayat setelahnya dikatakan 'apabila dapat kebaikan maka ia kikir.' Ane rasa betul ayat tersebut. Coba ente berdua hitung ada beberapa orang yang update status semisal alhamdulillah dapet rezeki, buat yang mau ditraktir harap tunggu di depan masjid. Kira-kira ada gak status kayak gitu. Giliran dapat rezeki yang melimpah pada pelit gak mau orang lain pada tau, tapi giliran ditimpa musibah di share kemana-mana.”

“Ah, lo iri aja kali jangan sok jaim deh?!” Kali ini Ahmad yang bertanya kepada Ilmi. Ilmi pun menjawab “ane rasa jaim itu perlu, dalam konteks JAIM, Jaga-Iman berkaitan dengan hal malu, ane tidak mengharamkan update status, akan tetapi alangkah baiknya update-nya itu yang baik-baik pokoknya temanya mengajak kebaikan dari quran, hadits, sahabat, ataupun salafush sholih. Inget akh dalam hadits riwayat Bukhori dikatakan Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu. Ulama bilang bahwa jika kita udah gak malu sama Allah dan tidak merasa diawasinya maka tunaikan saja hawa nafsumu dan lakukan apa yang kau inginkan.” Jawab Ilmi.

Ranid tak menyangka sahabatnya Ilmi dapat menarik dan mengaitkan surat Al-Ma’arij ayat 20-22 dengan fenomena Facebookers yang bergentayangan di dunia maya. Alhamdulillah bertambah satu lagi pengetahuan Ranid pada hari itu. Sungguh Ranid sejatinya sudah sering membaca atau bahkan menghafalkan surat ini. Namun dikarenakan kurang men-tadabbur-i ayat ini maka alangkah kagetnya ia mendengarkan penjelasan yang dipaparkan oleh sahabatnya Ilmi.

Copas dari FB "Tuyul Gondrong" 
NB: Sesungguhnya ini update terbaik yang pernah di Posting di dinding grup tersebut.

Tuesday, December 18, 2012

MEMBASUH INDAH


MEMBASUH INDAH
Oleh: Muhammad Saufi Ginting

Ada sungai mengalir di hati
Meneduhkan jiwa-jiwa yang merindui
Sejenak membasuh resah pada lelah yang tak henti
Tak lekang lesap keindahan menelusuri
Agh..masih saja belum mampu segenap raga mensyukuri
Padahal engkau gagah dengan segala takdir yang menyusur di sudut-sudut hati

Pun meski tergoncang tak surut berpantang
Melewati ratusan, ribuan, dan jutaan halang
Tetap menjadi pedoman dalam menuntaskan kehidupan
Setidaknya, kuingin ragaku tertanam tak pindah dari tanahmu yang dalam
Menjagamu lewat rumah-rumah keabadian
Menjadi sajak padamu negeri yang berpedoman
Menjadi cerita panutan generasi penghujung zaman
Mencatatkan sejarah bahwa kita bukan bangsa sembarang

Mari membasuh indah bersama tangan tuhan
Meluapkan pertikaian dan kekacauan
Di sini kita jejakkan kaki tanpa beban dan penuh kearifan
Menjadikan sungai-sungai seperti kitab suci yang mencatatkan

Rumah Azka-Kisaran, 01 Agustus 2012

Monday, December 17, 2012

TAKDIR DI KATA NENEK


TAKDIR DI KATA NENEK

sudah begitulah takdirnya dahulu, kata nenekmu
jangan kau membantah dan berlalu
jangan kau tanya asal mula dia berada, hingga masih singgah di dada
karena di sana serpihan noda telah menjadi biasa dan indah tampaknya
tak ada ujung pangkalnya
tak ada hukum yang dapat mengikisnya
;hanya kita
menyikapi dengan takzim dan ilmu yang tak biasa
semoga kau tak lelah belajar membaca
pesan guruku
diantara senyum dan buku-buku baru

Kisaran, 6 Juni 2012

Wednesday, December 12, 2012

BERSAMA DOA


BERSAMA DOA BERIBU

Oleh: Saufi Ginting

Kutitip makna lewat sentuhan kalbu
Sekedar merangkai cinta agar tetap bersemayam dalam hati yang tak ingin rancu
Adakah di sana masih merindukan waktu?
para perangkai doa itu
Berjamaah membawa doa beribu

Semoga tak lekang kita bersatu
Meninggalkan jejak-jejak kelabu di ruang rindu
Kitalah yang telah membangun nuansa cinta itu
Mari menjenguk dan memetik dalam haru biru
Sekali lagi, bersama doa beribu

Rumah Azka-Kisaran, 12-12-12






Monday, November 19, 2012

PALESTINA


PALESTINA DO’A KU YANG TAK SEMPURNA
Oleh: Saufi Ginting

Tak muak engkau terus memburu
Sudah puluhan waktu terus berlalu
Masih juga begitu
Tak senang aku
Memburu nafasku
Terhiris jiwaku

Tak henti darah terus menyebar
Dentum dan bingar tak henti mengejar
Diantara genderang yang kau tabuh
Di hati kami yang tak ingin runtuh

Merangsak maju walau tak besar
Tak bau ketika darah itu tak lagi segar
Wangi syuhada yang menyebar

Tak kuat kami yang melihat dan mendengar

Gugur lagi syuhada itu
Sudah di sana takdirmu
Tak usah ragu
Do’aku pada yang satu, syuhada
Jangan berhenti!
Hingga darah tak lagi mengalir di nadi

Lemahku ku kuatkan
Pada do’a- do’a yang kubantukan
Pada sajak geram yang tertahan
Untukmu saudaraku…

Friday, November 16, 2012

PADA MALAM


PADA MALAM

Sampaikan saja salam hangat dari cinta yang tak muak
Kelak rindu itu kita balut dan simpan di kantong-kantong yang tak koyak
Biar menjadi bukti pada jiwa-jiwa pemberontak
Bahwa iman masih terus berkembang biak

Rumah Azka-Kisaran, 13 Agustus 2012

HIZBUL WATHAN ASAHAN


SEJARAH DAN SEJARAH KEBANGKITAN KEMBALI HIZBUL WATHAN (HW)


Pada suatu hari (Ahad) KH. Ahmad Dahlan memanggil beberapa guru Muhammadiyah: Bapak Somodirdjo (Mantri Guru Standart School Suronatan), Bapak Syarbini dari sekolah Muhammadiyah Bausasran dan seorang lagi dari Sekolah Muhammadiyah Kota Gede.
KH. Ahmad Dahlan berkata kira-kira demikian:
“Saya tadi pagi di Solo sepulang dari Tabligh sampai di muka Pura Mangkunegaran di alun-alun Surakarta melihat anak-anak baris-berbaris, sebagian bermain-main, semuanya berpakaian seragam, baik sekali! Apa itu??”.
Bapak Somodirjo menjelaskan bahwa itu adalah Pandu Mangkunegaran yang namanya JPO (Javaanche Padvinderij Organisatie) ialah suatu gerakan pendidikan anak-anak diluar sekolah dan rumah.
Mendengar keterangan tersebut KH. Ahmad Dahlan menyambut:
“Alangkah baiknya kalau anak-anak keluarga Muhammadiyah juga dididik semacam itu untuk  menghamba kepada Allah” Selanjutnya beliau mengharap kepada para guru untuk mencontoh gerakan pendidikan itu”.
            Itulah sekelumit percakapan sebagai dasar mendirikan gerakan kepanduan Hizbul Wathan (HW). Tahun 1918 adalah saat Gerakan Hizbul wathan melangkahkan langkahnya yang pertama dengan nama Padvinder Muhammadiyah. Nama tersebut semakin populer. Untuk pengawasan Gerakan padvinder Muhammadiyah ini diserahkan kepada Muhammadiyah bagian sekolahan. Oleh Muhammadiyah bagian sekolahan tersebut dibentuklah pengurus
Untuk memajukan gerakan tersebut, diadakan studi ke JPO Solo. Sepulang dari kunjungan ke JPO Solo tersebut dibicarakan nama dari Padvinder Muhammadiyah. Di rumah Bapak H. Hilal Kauman. RH. Hadjid mengajukan nama yang dianggap cocok pada waktu itu yaitu HIZBUL WATHAN, yang berarti Pembela Tanah Air. Hal ini mengingat adanya pergolakan-pergolakan di luar negeri maupun di dalam negeri yaitu masa berjuang melawan penjajah Belanda.
Nama HIZBUL WATHAN sendiri berasal dari nama kesatuan tentara Mesir yang sedang berperang membela tanah airnya. Dengan kata sepakat nama HIZBUL WATHAN dipakai mengganti nama “Padvinder Muhammadiyah“ tahun 1920.
Pesatnya kemajuan HW rupanya mendapat perhatian dari NIPV (perkumpulan kepanduan Hindia belanda sebagai cabang dari kepanduan di Negeri Belanda (NPV)). Pada waktu itu gerakan kepanduan yang mendapat pengakuan dari Internasional hanyalah yang bergabung dalam NIPV tersebut.
Namun, pada tahun 1943, kepanduan HW bersama dengan kepanduan lainnya dibubarkan oleh pemerintahan Jepang. Kemudian, dengan segala upaya pada tanggal 29 Januari 1950 Hizbul Wathan bangkit kembali dengan perubahan-perubahan. Tapi sungguh sayang pada tanggal 9 Maret 1961, berdasarkan keputusan Presiden RI Nomor: 238/61, kepanduan HW dan kepanduanlainnya dilebur ke dalam Pramuka.
Setelah tertidur lama, pada tanggal 10 Syah’ban 1420 H atau bertepatan dengan tanggal 18 Nopember 1999 M, Kepanduan HW dibangkitkan kembali oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan surat keputusan No: 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 M. dan dipertegas dengan surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor: 10/KEP/I.O/B/2003 M.
Dibangkitkannya kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan oleh Persyarikatan Muhammadiyah bukan tanpa alasan. Semangat kebangkitan kembali ini telah lama terpèndam, bahkan gaungnya sudah muncul sejak Muktamar Muhammadiyah di Surabaya (1980), di Solo (1985), di Yogyakarta dengan visualisasi pawai alegoris Pandu HW (1990), hingga bergaung pula ketika Muktamar di Aceh (1995).
HIZBUL WATHAN KWARDA ASAHAN
Di Kisaran- Kabupaten Asahan, HW pertama berdiri kembali pada tahun 2006, yaitu dengan mendirikan satuan penghela atau qabilah yang berpangkalan di SMA Muhammadiyah 8 Kisaran tepatnya pada tanggal 11 Ramadhan 1427 H atau tanggal 3 Oktober 2006. Qabilah ini berdiri tanpa punya wilayah, sebab untuk wilayah PWM. Sumatera Utara masih sangat embrio.
Hasil diterbitkanya SK Qabilah Mapan (Muhammadiyah 8), membuat gelisah Kwarda Asahan. Tidak mungkin berjalan sendiri, maka Kwarda Asahan diantaranya Ramanda ketua Sugiran SL dan Sekretarisnya H. Aznal AS., serta beberapa anggota diantaranya Zainal Abidin AR didorong oleh pengurus Qabilah Mapan yang baru dilantik saat itu berusaha untuk bertemu dengan Ramanda Nurdin Mislan yang mendapat tugas atau penerima amanah untuk menyusun kepengurusan Kwarwil di Sumatera Utara dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara.
Beberapa kali mereka pergi dan pulang bertemu Ramanda Nurdin Mislan. Akhirnya terbentuklah Kawarwil Hizbul Wathan Sumatera Utara pada bulan Juni 2007 di Kampus UMSU Jl. Mukhtar Basri yang dilantik oleh Pimpinan Pusat Hizbul Wathan.
Kawarda Asahan sendiri ditetapkan dengan SK. No. 03/SK.Kwarwil-02/A.VII/2007 tanggal 18 Dzulhijjah 1428 H atau 28 Desember 2008 M oleh Kwarwil Sumut dengan ketuanya adalah Ramanda Sobry Zulham. Pada tanggal 23 Maret 2012 yang lalu Kwarda HW. Asahan baru saja melaksanakan Musyda I, dan terpilih sebagai ketua adalah M. Ilham Surya Lubis, S.Ag.

Sunday, November 11, 2012

PUISI-PUISI


AKULAH LELAKI ITU
: pada Bunda Azka

Oleh: Muhammad Saufi Ginting

Semoga kita berkumpul di syurga ya...

Rupanya rindu yang kupunya masih sama
Mengingat masa yang tertinggal dalam kenangan
Meretas segala asa bersama peluh yang tak lelah dalam raga
Akulah lelaki itu, yang meluluhlantakkan setiap ruang dalam penantian
Merengkuhmu lewat janji yang tertunaikan di masa-masa silam
Hingga kini kita bertelur dalam lubang-lubang kebaikan
Pada janji Tuhan
Menyatukan remah yang berserakan

Rupanya sedikit pelajaran yang ingin kita cipta adalah memupuk rindu itu
Agar subur dan menghasilkan ribuan doa pengantar di pintu syurga
Mencoba terus menjaga bersama Tuhan sang pandu
Hingga masa menua melewati setiap jengkal tubuh yang biasa

Ketika aku hampir memuncak dalam riak ketakutan
Kulilitkan kembali tali rindu seperti dahulu
Menambatkan cinta di setiap ruang
Memperjuangkan dalam-dalam
Padamu kasih kukatakan, akulah lelaki itu!
Yang bermunajat dalam setiap ribuan kebaikan
Padamu kelak, bersama titipan tuhan yang menuai canda tawa keluarga idaman

Agh, akulah lelaki itu
Bersamamu cinta, akulah lelaki yang beruntung itu.

Rumah Azka-Kisaran 27 September 2012

Friday, November 2, 2012

RINDU SEMALAM


RINDU SEMALAM
-pada mereka yang merindukan cinta-

Oleh: Saufi Ginting

google.co.id

Semalam, dalam setiap hembusan nafas, ku merasakan hangatnya senyummu
Membawa setiap lelah dan meleleh bersama rindu-rindu yang menggebu syahdu
Betapa getaran ini semakin membuat risau bahkan tak menentu mengetuk pintu cemburu
Aku semakin tak mengerti bahkan tak ambil pusing dengan kabar melulu
Jangan begitu, pergilah dengan rindu, kembalilah dengan cinta Tuhanmu
Bisik angin pada sajah yang tak lagi biru
Aku tak peduli tentang itu
Kutancapkan ribuan bahkan jutaan hasrat membatu padamu

Hari ini, sajak-sajak tak lagi meleleh dan melelah ketika cinta kudambakan
Sebab petang telah berganti malam bahkan subuh dalam keranjang
Kubungkus dan kucampakkan jauh-jauh sebelum malam kembali datang
Tak menyisakan serat atau remah dalam cawan-cawan nafsu kehampaan
Hanya mencipta risau tanpa tujuan
Biarlah kau menjadi kenangan dalam kantong-kantong peradaban
Yang tak mesti tercatatkan dalam kehambaan pada Tuhan
Biarlah sedikit kata kujelaskan, rindu ini pada bidadari penunjuk jalan
Sebab cinta adalah ribuan doa berkumpul pada syurga yang tak berkesudahan
Bersama istri dan para keturunan
Duhai…

Rumah Azka-Kisaran, 2 Nopember 2012



Tuesday, July 31, 2012

ROHINGYA


AKU MENJENGUKMU
Oleh: Muhammad Saufi Ginting

Aku menjengukmu
Di lembah kehijauan
Diantara kicau burung dan desir angin kelembutan
Sekedar mengantar serantang nasi dan lauk makan
Tapi tak kulihat kau dalam tenang
Sedang merenung dan menangis sedu sedan
Ah, sesungguhnya betapa indah lembah ini, apa yang kau tangisi?
Bukankah kau diciptakan menjaga lembah kehijauan
Aku bertanya dengan sedikit rasa keraguan sembari menawarkan makanan yang sesungguhnya tak kau perlukan
Sebab di lembah ini pasti gizimu tercukupkan

Bagaimana aku hendak memakan?
Makhluk di atas lembah hampir binasa
Saling cerca dan bahkan membunuh menjadi biasa
Berita-berita sudah tak lagi normal adanya
Yang baik diredam dan mengelu-elukan yang tercela
Ketika Palestina, Suriah, Afghanistan, Irak, Kashmir bahkan Rohingya dibantai degan ganasnya
Para penganut HAM biasa saja
Ketika homoseksual, lesbian dan sejenis terganggu habitatnya
Banyak yang mengelu-elu dan bereaksi ini pelanggaran HAM namanya
Ketika musim melahirkan generasi pembela
Dianggap teroris yang mesti dikucilkan dimana saja

Agh..air di mataku pun tak terasa pecah adanya
Tiba-tiba kicauan burung dan desiran angin tak lagi kudengar indahnya
Mengurai setiap jawab yang kau kabarkan
Sepertinya tak pantas aku disebut saudara
Yang tak merasa sakit ketika satu terluka

Kau pun terus bercerita
Rupanya setiap saat kau mendengar dan memperhatikan dunia mu di atas sana
Bom meledak dianggap teroris bersorban pelakunya
Paktik seks bebas bahkan sudah masuk penjara tetap diagung-agungkan namanya
Ketimpangan sosial hanya sedikit yang mengurainya

Ah, semakin menjadi-jadi kurasa
Deretan risau dan raungan kisahmu menjadikan jantung semakin copot rasanya
Bahkan tak kuasa aku menahan tangis sembari menatap langit yang seketika berubah kurasa
Padahal aku ingin menikmati lembah hijau ini bersama
Tapi bukan begini caranya

Agh…Izinkan aku pamit sejenak saja
Hendak menyusun rencana dan mengaplikasikannya
Setidaknya bersama iman dalam keluargaku yang pertama
Dan berdoa disudut malamnya
Semoga kau tetap setia menjaga lembahmu yang hijau dan tak ternoda,
Lusa aku akan menjengukmu dengan doa-doa
Bila masih belum mampu aku menjadi pelaku utama merubah dunia di atas sana…


Kisaran, 30 Juli 2012
(pada kekacauan)

Saturday, July 28, 2012

KARYA SAYA DI MAJALAH SABILI EDISI 22 TAHUN XIX 2 AGUSTUS 2012

KARYA DI MAJALAH SABILI JULI-AGUSTUS 2012


Kejutan...sudah 2 hari ini saya tidak buka jejaring sosial. Alhamdulillah, ternyata teman saya menginfokan di Facebook, kalau puisi-puisi saya ada di majalah SABILI No. 22 Th XIX 2 Agustus 2012/13 Ramadhan 1433 di rubrik ELKA Puisi halaman 11. Terimakasih ya Fitri AB, atas infonya. 

Sajak-Sajak Oleh Oleh: MUHAMMAD SAUFI GINTING

RUANG RINDU

Desir angin menghapus jejak tak bertuan
Melesap pada retak dan tak berbekas
Ketika bisu menjadi tujuan
Ternyata kembara yang tertinggal lemas
Melunglai pada rapuh dan cemas

Masih adakah tersisa secawan cinta untukku?
Pada ruang rindu di sudut kalbu
Atau setitik cahaya pada malam
Meremangi setiap kelam

Aku bersimpuh dalam ke-tafakkuran
Meyatukan remah yang hampir tak berpedoman

Kisaran, 24 Mei 2012



PADA RERUNTUHAN GELISAH

Dentum lantang genderang perang
Melewati riuh resah jutaan pejuang
Menembus telak pada kerancuan
Menghambur remah tak beraturan

Derap serentak menghempas jejak
Menghunus tajam pada muak
Mengalir keruh mengurai tegak
Merebut dan berteriak
Tak lagi mengelak

Majulah di sepanjang jalan
Meretas ribuan kebimbangan
Bersama menggengam tangan Tuhan
Hidup mulia menjadi pedoman
Syahid tujuan

Kisaran, 24 Mei 2012

KOTAK

Geram mendebur menghantam karang
Tapi tak jua mengikis gelisah yang terpatrikan
Di antara buih-buih peradaban
Masih tersisa ribuan tanya yang tak terjawabkan
Ternyata di sana masih ada sepotong asa yang tertancapkan
Pada bahumu aku titipkan

Entahlah!
Ia telah meleleh bersama buih
Melewati pori-pori menjadi benih
Benih kebencian dan ketakpedulian
Menghamba pada kerakusan
Dan menjadi kotak-kotak yang tak terelakkan
Tangismu padaku

Aku gamang


Kisaran, 24 Mei 2012


RE-KEMBALI

Rentang- jarak
Rentan- lemah
Renta- Tua
Re- Kembali

Jauh berjalan
Melemah badan
Semakin tak kuasa melihat peradaban
Tak lagi berjuang pada zaman
Adalah kembali kepada Tuhan

Berbekallah sebaik-baik bekal
Dengan ilmu dan iman yang kekal

Kisaran, Mai 2012

 Muhammad Saufi Ginting, lahir di Kisaran-Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara. Saat ini sedang melanjutkan studi S2 di pascasarjana UNIMED (Universitas Negeri Medan) prodi Linguistik Terapan Bahasa Inggris.