Monday, November 19, 2012

PALESTINA


PALESTINA DO’A KU YANG TAK SEMPURNA
Oleh: Saufi Ginting

Tak muak engkau terus memburu
Sudah puluhan waktu terus berlalu
Masih juga begitu
Tak senang aku
Memburu nafasku
Terhiris jiwaku

Tak henti darah terus menyebar
Dentum dan bingar tak henti mengejar
Diantara genderang yang kau tabuh
Di hati kami yang tak ingin runtuh

Merangsak maju walau tak besar
Tak bau ketika darah itu tak lagi segar
Wangi syuhada yang menyebar

Tak kuat kami yang melihat dan mendengar

Gugur lagi syuhada itu
Sudah di sana takdirmu
Tak usah ragu
Do’aku pada yang satu, syuhada
Jangan berhenti!
Hingga darah tak lagi mengalir di nadi

Lemahku ku kuatkan
Pada do’a- do’a yang kubantukan
Pada sajak geram yang tertahan
Untukmu saudaraku…

Friday, November 16, 2012

PADA MALAM


PADA MALAM

Sampaikan saja salam hangat dari cinta yang tak muak
Kelak rindu itu kita balut dan simpan di kantong-kantong yang tak koyak
Biar menjadi bukti pada jiwa-jiwa pemberontak
Bahwa iman masih terus berkembang biak

Rumah Azka-Kisaran, 13 Agustus 2012

HIZBUL WATHAN ASAHAN


SEJARAH DAN SEJARAH KEBANGKITAN KEMBALI HIZBUL WATHAN (HW)


Pada suatu hari (Ahad) KH. Ahmad Dahlan memanggil beberapa guru Muhammadiyah: Bapak Somodirdjo (Mantri Guru Standart School Suronatan), Bapak Syarbini dari sekolah Muhammadiyah Bausasran dan seorang lagi dari Sekolah Muhammadiyah Kota Gede.
KH. Ahmad Dahlan berkata kira-kira demikian:
“Saya tadi pagi di Solo sepulang dari Tabligh sampai di muka Pura Mangkunegaran di alun-alun Surakarta melihat anak-anak baris-berbaris, sebagian bermain-main, semuanya berpakaian seragam, baik sekali! Apa itu??”.
Bapak Somodirjo menjelaskan bahwa itu adalah Pandu Mangkunegaran yang namanya JPO (Javaanche Padvinderij Organisatie) ialah suatu gerakan pendidikan anak-anak diluar sekolah dan rumah.
Mendengar keterangan tersebut KH. Ahmad Dahlan menyambut:
“Alangkah baiknya kalau anak-anak keluarga Muhammadiyah juga dididik semacam itu untuk  menghamba kepada Allah” Selanjutnya beliau mengharap kepada para guru untuk mencontoh gerakan pendidikan itu”.
            Itulah sekelumit percakapan sebagai dasar mendirikan gerakan kepanduan Hizbul Wathan (HW). Tahun 1918 adalah saat Gerakan Hizbul wathan melangkahkan langkahnya yang pertama dengan nama Padvinder Muhammadiyah. Nama tersebut semakin populer. Untuk pengawasan Gerakan padvinder Muhammadiyah ini diserahkan kepada Muhammadiyah bagian sekolahan. Oleh Muhammadiyah bagian sekolahan tersebut dibentuklah pengurus
Untuk memajukan gerakan tersebut, diadakan studi ke JPO Solo. Sepulang dari kunjungan ke JPO Solo tersebut dibicarakan nama dari Padvinder Muhammadiyah. Di rumah Bapak H. Hilal Kauman. RH. Hadjid mengajukan nama yang dianggap cocok pada waktu itu yaitu HIZBUL WATHAN, yang berarti Pembela Tanah Air. Hal ini mengingat adanya pergolakan-pergolakan di luar negeri maupun di dalam negeri yaitu masa berjuang melawan penjajah Belanda.
Nama HIZBUL WATHAN sendiri berasal dari nama kesatuan tentara Mesir yang sedang berperang membela tanah airnya. Dengan kata sepakat nama HIZBUL WATHAN dipakai mengganti nama “Padvinder Muhammadiyah“ tahun 1920.
Pesatnya kemajuan HW rupanya mendapat perhatian dari NIPV (perkumpulan kepanduan Hindia belanda sebagai cabang dari kepanduan di Negeri Belanda (NPV)). Pada waktu itu gerakan kepanduan yang mendapat pengakuan dari Internasional hanyalah yang bergabung dalam NIPV tersebut.
Namun, pada tahun 1943, kepanduan HW bersama dengan kepanduan lainnya dibubarkan oleh pemerintahan Jepang. Kemudian, dengan segala upaya pada tanggal 29 Januari 1950 Hizbul Wathan bangkit kembali dengan perubahan-perubahan. Tapi sungguh sayang pada tanggal 9 Maret 1961, berdasarkan keputusan Presiden RI Nomor: 238/61, kepanduan HW dan kepanduanlainnya dilebur ke dalam Pramuka.
Setelah tertidur lama, pada tanggal 10 Syah’ban 1420 H atau bertepatan dengan tanggal 18 Nopember 1999 M, Kepanduan HW dibangkitkan kembali oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan surat keputusan No: 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 M. dan dipertegas dengan surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor: 10/KEP/I.O/B/2003 M.
Dibangkitkannya kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan oleh Persyarikatan Muhammadiyah bukan tanpa alasan. Semangat kebangkitan kembali ini telah lama terpèndam, bahkan gaungnya sudah muncul sejak Muktamar Muhammadiyah di Surabaya (1980), di Solo (1985), di Yogyakarta dengan visualisasi pawai alegoris Pandu HW (1990), hingga bergaung pula ketika Muktamar di Aceh (1995).
HIZBUL WATHAN KWARDA ASAHAN
Di Kisaran- Kabupaten Asahan, HW pertama berdiri kembali pada tahun 2006, yaitu dengan mendirikan satuan penghela atau qabilah yang berpangkalan di SMA Muhammadiyah 8 Kisaran tepatnya pada tanggal 11 Ramadhan 1427 H atau tanggal 3 Oktober 2006. Qabilah ini berdiri tanpa punya wilayah, sebab untuk wilayah PWM. Sumatera Utara masih sangat embrio.
Hasil diterbitkanya SK Qabilah Mapan (Muhammadiyah 8), membuat gelisah Kwarda Asahan. Tidak mungkin berjalan sendiri, maka Kwarda Asahan diantaranya Ramanda ketua Sugiran SL dan Sekretarisnya H. Aznal AS., serta beberapa anggota diantaranya Zainal Abidin AR didorong oleh pengurus Qabilah Mapan yang baru dilantik saat itu berusaha untuk bertemu dengan Ramanda Nurdin Mislan yang mendapat tugas atau penerima amanah untuk menyusun kepengurusan Kwarwil di Sumatera Utara dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara.
Beberapa kali mereka pergi dan pulang bertemu Ramanda Nurdin Mislan. Akhirnya terbentuklah Kawarwil Hizbul Wathan Sumatera Utara pada bulan Juni 2007 di Kampus UMSU Jl. Mukhtar Basri yang dilantik oleh Pimpinan Pusat Hizbul Wathan.
Kawarda Asahan sendiri ditetapkan dengan SK. No. 03/SK.Kwarwil-02/A.VII/2007 tanggal 18 Dzulhijjah 1428 H atau 28 Desember 2008 M oleh Kwarwil Sumut dengan ketuanya adalah Ramanda Sobry Zulham. Pada tanggal 23 Maret 2012 yang lalu Kwarda HW. Asahan baru saja melaksanakan Musyda I, dan terpilih sebagai ketua adalah M. Ilham Surya Lubis, S.Ag.

Sunday, November 11, 2012

PUISI-PUISI


AKULAH LELAKI ITU
: pada Bunda Azka

Oleh: Muhammad Saufi Ginting

Semoga kita berkumpul di syurga ya...

Rupanya rindu yang kupunya masih sama
Mengingat masa yang tertinggal dalam kenangan
Meretas segala asa bersama peluh yang tak lelah dalam raga
Akulah lelaki itu, yang meluluhlantakkan setiap ruang dalam penantian
Merengkuhmu lewat janji yang tertunaikan di masa-masa silam
Hingga kini kita bertelur dalam lubang-lubang kebaikan
Pada janji Tuhan
Menyatukan remah yang berserakan

Rupanya sedikit pelajaran yang ingin kita cipta adalah memupuk rindu itu
Agar subur dan menghasilkan ribuan doa pengantar di pintu syurga
Mencoba terus menjaga bersama Tuhan sang pandu
Hingga masa menua melewati setiap jengkal tubuh yang biasa

Ketika aku hampir memuncak dalam riak ketakutan
Kulilitkan kembali tali rindu seperti dahulu
Menambatkan cinta di setiap ruang
Memperjuangkan dalam-dalam
Padamu kasih kukatakan, akulah lelaki itu!
Yang bermunajat dalam setiap ribuan kebaikan
Padamu kelak, bersama titipan tuhan yang menuai canda tawa keluarga idaman

Agh, akulah lelaki itu
Bersamamu cinta, akulah lelaki yang beruntung itu.

Rumah Azka-Kisaran 27 September 2012

Friday, November 2, 2012

RINDU SEMALAM


RINDU SEMALAM
-pada mereka yang merindukan cinta-

Oleh: Saufi Ginting

google.co.id

Semalam, dalam setiap hembusan nafas, ku merasakan hangatnya senyummu
Membawa setiap lelah dan meleleh bersama rindu-rindu yang menggebu syahdu
Betapa getaran ini semakin membuat risau bahkan tak menentu mengetuk pintu cemburu
Aku semakin tak mengerti bahkan tak ambil pusing dengan kabar melulu
Jangan begitu, pergilah dengan rindu, kembalilah dengan cinta Tuhanmu
Bisik angin pada sajah yang tak lagi biru
Aku tak peduli tentang itu
Kutancapkan ribuan bahkan jutaan hasrat membatu padamu

Hari ini, sajak-sajak tak lagi meleleh dan melelah ketika cinta kudambakan
Sebab petang telah berganti malam bahkan subuh dalam keranjang
Kubungkus dan kucampakkan jauh-jauh sebelum malam kembali datang
Tak menyisakan serat atau remah dalam cawan-cawan nafsu kehampaan
Hanya mencipta risau tanpa tujuan
Biarlah kau menjadi kenangan dalam kantong-kantong peradaban
Yang tak mesti tercatatkan dalam kehambaan pada Tuhan
Biarlah sedikit kata kujelaskan, rindu ini pada bidadari penunjuk jalan
Sebab cinta adalah ribuan doa berkumpul pada syurga yang tak berkesudahan
Bersama istri dan para keturunan
Duhai…

Rumah Azka-Kisaran, 2 Nopember 2012