Thursday, December 27, 2012

JIKA SERIBU DUKA

JIKA SERIBU DUKA
; pada azka

Kelak, jika kau menemukan seribu duka di hatimu
Berhentilah, sekedar berkontemplasi
Atau, kemarilah, bersama kita pecahkan buntu itu
Sekedar mengurai, lalu menyimpul dengan baik mesti sederhana
Bersama hati, bersama iman
Jangan menambah luka dengan dendam
Apapun itu, nak!

Rumah Azka- Kisaran, 12-12-2012


DI STASIUN KERETA, ADA TIGA CATATAN YANG TERTINGGAL


DI STASIUN KERETA, ADA TIGA CATATAN YANG TERTINGGAL

Catatan Pertama:
Semalam, ketika janji sudah terabaikan
Kau masih menunggu dengan cinta dan kerinduan
Sambil mencatatkan reruntuhan pada lembar yang penuh coretan
Dan mencoba tersenyum jenaka pada setiap orang yang lalu lalang
Kau masih menunggu bersama gemuruh kereta yang telah pulang
Diam.

Catatan Kedua:
Ini kali kedua kau meninggalkan catatan
Melewati lorong pengorbanan
Setelah magrib menjelang
Kaupun mengadu pada Tuhan
Lewat sujud dan doamu hingga Isya bergantian
Semakin malam.
Kelam.

Catatan Ketiga:
Pulanglah dengan kebaikan
Jangan menangis pada kebuntuan
Masih ada Tuhan
Pintaku sedikit berpesan

 “Aku tak sanggup bertahan”
Secarik kertas kau serahkan
Catatan ketiga setelah Isya yang kau abadikan

Agh..Aku yakin Tuhan tak pernah salah memberi jalan
Selagi iman menjadi penerang.

Stasiun Kereta Api Kisaran-Rumah Azka, Kisaran 18 Juli 2012

SEMOGA PADA SYURGA


SEMOGA PADA SYURGA

Kita melukis asa pada lembayung senja
Tatkala kau tuang cinta dalam cawan gelisah
Di atas rapuh
Kaupun Pasrah

Semoga pada Syurga, Doa mu.

Kisaran, 26 April 2012

PADA CINTA


PADA CINTA

Tahukah kau bahwa cita adalah hasrat?

Tak perlu mengeluh menjadi karat
Sebab hati takkan menjadi jahat
Ketika ia kau balut dengan nikmat yang terpahat
;melekat

Tahukah kau bahwa cinta bukanlah maksiat?

Berbekallah dengan sebenar-benar bekal yang bermanfaat
Sebab hidup bukanlah sesaat.

Tak perlu kau berkeluh
Pada asa yang kau kayuh
Dengan keyakinan penuh
Yakinkan hidup tak melepuh
Cinta adalah anugerah yang tak rapuh


Kisaran, 26 April 2012

Tentang Masa

...PUISI BJ HABIBIE UNTUK ISTRINYA AINUN...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu ...

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya ...

Dan kematian adalah sesuatu yang pasti ...
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu ...

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat ...

Adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi ...

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang ...

Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang ...

Pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada ...

Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini ...

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang ...
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik ...

Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini ...

Selamat jalan ...
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya ...

kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada ...

selamat jalan sayang ...
cahaya mataku, penyejuk jiwaku ...

selamat jalan ...
calon bidadari surgaku ...

Wednesday, December 26, 2012

Ilmi dan Tadabbur Al-Qur'an


Hasil men-tadabbur Al-Qur’an, Ilmi Menyimpulkan ternyata facebook sudah "diramalkan" kehadirannya sejak 14 abad yang lalu

Dibaca Sampai Selesai ya.... 

Suatu ketika selepas Ashar di Masjid Al Hikam. Di salah satu pojok masjid tersebut terdapat Ranid dengan dua orang temannya yakni Ahmad dan Ilmi yang terlihat sedang mendiskusikan sesuatu. Kali ini tema yang diangkat seputar masalah I’jazul Quran (Mukjizat Al Quran). Diskusi yang berjalan cukup santai namun sarat akan ilmu.

Ahmad adalah seorang mahasiswa salah satu PTS di Jakarta dengan program studi Matematika. Seorang calon pengabdi masyarakat dengan ilmunya. Ahmad selalu berupaya mengaitkan Al-Qur’an dengan bidang studinya matematika. Ahmad sering berkutat dengan angka-angka dalam Al-Qur’an.

Ahmad pun memulai diskusi. “Subhanallah alquran itu bener-bener mukjizat. gw pernah baca di Internet bahwa ternyata kata Yaum (hari) di dalam alquran sebanyak 365 kata sama seperti jumlah hari dalam satu tahun, kata syahr (bulan) disebutin 12 kali sama kayak jumlah bulan dalam satu tahun, sab’u (minggu) disebutin 7 kali sama dengan jumlah hari per minggu. Belum lagi kata-kata yang berlawan kata. Misalnya ad dunya 115 kali, al akhiroh juga 115 kali. Malaikat 88 kali sedangkan asy syayathin 88 kali juga. Al hayat 145 kali begitupun dengan Al Maut yang juga 145 kali. Belum lagi angka 19 yang disebutin dalam alquran surat Al Mudatsir ayat 30. Sebetulnya masih banyak tapi mending antum liat di internet aja nafsi-nafsi, tinggal tanya mbah google ketik key word nya keajaiban angka dalam alquran,” Celoteh Ahmad sekaligus mengakhiri presentasinya.

Tiba giliran Ranid memaparkan pengetahuannya seputar masalah mukjizat Quran. Ranid memang sangat menyenangi diskusi-diskusi tentang kajian Islam berhubung program studi Ranid adalah bahasa Arab yang ia geluti di salah satu Ma’had Lughoh di Jakarta. Maka ia akan memaparkan sepengetahuannya tentang I’jazul Quran dari sudut pandang bahasa.
Setelah mengucapkan basmalah seraya memuji Allah dengan hamdalah, serta sholawat kepada Nabi SAW. Ranid pun mulai berkata “Mumtaz! ustadz Ahmad mantep dah penjelasannya, giliran ane ya? Gini jadi mukjizat kalo diliat dari segi bahasa maka secara sederhana dapat diartikan sebagai 'senjata' untuk melemahkan terhadap tantangan dakwah yang ada. Contoh di zaman nabi Musa AS berhubung waktu itu sihir sedang ngetrend-ngetrendnya maka Allah kasih mukjizat nabi Musa AS 'menyerupai' sihir, tapi bukan sihir, dengan tongkatnya yang terkenal. Bisa berubah jadi ular, ngebelah lautan, dsb. Trus di zaman nabi Isa AS berhubung waktu itu ilmu kedokteran lagi maju-majunya maka Allah kasih kepada nabi Isa AS mukjizat yang berhubungan dengan dunia pengobatan. Nah, di zaman Rasul SAW pada masa itu kaum jahiliyyah terkenal akan syairnya yang luar biasa Indahnya. Maka Allah pun memberikan kepada Nabi SAW berupa alquran sebuah mukjizat yang begitu sangat tinggi dan sarat akan nilai sastranya.”

Ranid masih melanjutkan pemaparannya “bahkan Allah nantangin mereka kaum kafir untuk buat satu surat saja yang semisal dengan alquran. 
Coba ente berdua buka Al-Baqoroh ayat 23
'dan jika kamu meragukan Al-Quran yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) maka buatlah satu surat semisalnya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang yang benar,'

dan dilanjutan ayatnya, bahwa Allah sudah kasih garansi, mereka pasti gak akan mampu ngebuatnya. Pernah ada kisah tentang Musailamah Al-Kadzdzab yang coba-coba buat alquran tandingan. Salah satu suratnya niru-niru al-fiil. Dan surat gadungan itu ditertawakan banyak orang karena diliat dari sisi bahasa dan maknanya betul-betul jelek. Dan satu hal lagi cuma alquran kitab suci yang bisa dihafal oleh jutaan manusia walaupun manusianya itu sendiri pun tidak mengetahui arti alquran. Bahkan uniknya juga, hafalannya tersebut lengkap sampai titik dan komanya. Subhanallah maha benar Allah dalam firmanNya 'dan sungguh Kami mudahkan Al-Quran untuk peringatan' Al-Qomar ayat 17,” Ranid pun mengakhiri makalah yang dibawakannya.

Selanjutnya giliran Ilmi yang mendapat giliran menjelaskan mukjizat quran berdasarkan studi yang ia geluti. Ilmi adalah seorang mahasiswa IT di salah satu PTS di Jakarta. Berbeda dengan kedua orang sahabatnya tadi, Ikhwan lajang ini tengah mengerjakan tugas akhir dalam perkuliahannya. Hal ini dikarenakan Ilmi terlebih dahulu kuliah selepas SMA daripada Ahmad dan Ranid yang sempat menunda jenjang akademisnya.

Lengkap dengan stelan kacamata khas para hacker di film Hollywood, Ilmi pun memulai pembicaraannya. “sebenernya ane belum mau mengatakan ini mukjizat atau gak? terus terang ane gak berani. Tapi salah satu point yang pernah ane dengar dalam seminar Qur’an bahwa kenapa Qur’an disebut mukjizat tak lain dan tak bukan adalah karena kebenarannya dalam 'meramal' masa depan. Betul gak Ran?” Ilmi bertanya pada Ranid. Ranid pun mengiyakan pernyataan Ilmi dengan mengaggukan kepala, seolah tak mau kehilangan pemaparan dari Ilmi sahabatnya.

Ilmi melanjutkan “surat al-lahab contohnya, di situ Allah memastikan bahwa Abu Lahab bakalan tetep kafir dan masuk neraka. Dan ketika surat itu turun di Mekkah, Abu Lahab ternyata masih hidup. Sekarang coba antum bayangin kalo seandainya Abu Lahab itu tergerak hatinya untuk masuk Islam atau pun pura-pura masuk Islam maka Al-Quran akan dipertanyakan kebenarannya dari dulu sampai sekarang. Ataupun di surat Ar-Rum di situ dijelaskan bahwa Romawi bakalan menang melawan Persia. Dan itu subhanallah terjadi beberpa tahun kemudian. Setelah pada peperangan yang sebelumnya Romawi kalah maka pada peperangan selanjutnya Romawi menang telak.

Dan satu lagi peristiwa fathul Mekkah di surat Al-Fath. Allah memastikan kaum Muslimin akan memasuki Mekkah setelah sekian lama hijrah ke Madinah. Dan subhanallah hal itu terbukti.”
Fenomena Al-Fisbukiyyah dalam Al-Qur'an

“Ah itu mah dari aspek sejarah Mi, coba dari aspek IT sesuai sama studi ente?” Tanya Ranid seolah menantang Ilmi. “Weitss, tenang-tenang ane kan belum selesai jelasinnya, ana lanjut ya!” Jawab Ilmi. “Nah berhubung tadi ane bilang ana gak berani nyebut ini mukjizat atau nggak, maka ane akan bilang ini kehebatan Quran.” Ilmi masih melanjutkan, sementara kedua rekannya Ahmad dan Ranid masih terus diam dan menyimak kata per kata yang akan terlontar dari mulut Ilmi. “ente berdua tau gak, bahwa sejak 1400 tahun yang lalu alquran sudah menyinggung tentang Facebook dan kawan-kawannya?!” Ahmad sang Cagur (Calon Guru) tertegun diiringi dengan tertawa kecil seolah tak percaya statmen Ilmi. Lain lagi dengan Ranid yang masih berpikir dan mencari-cari bahwa apakah benar kata Facebook ada di dalam alquran. Dengan mencoba mentashrif pola-pola fi’il.
Ilmi meneruskan kembali pemaparannya “Ahmad, coba ente berdua buka surat Al-Ma’arij ayat 19-21
"'Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan dia jadi kikir.'
Ayat ini menjelaskan fenomena jama’ah "Al-Fisbukiyyah" secara umum. Coba ente-ente liat wirid-wirid mereka.

Kebanyakan isinya keluh kesah. Temanya udah mirip sinetron mendayu-dayu sampai bikin air mata keluar. Sakit dari mulai bisul, cantengan, jerawat, sampai ayan di update di status. Cuaca juga gak ketinggalan. Dikasih hujan, ngeluh gak bisa kemana-mana. Dikasih panas ngeluh kepanasan. Segala maksiat juga disebarin di muka umum. Masalah duit abis, rezeki seret terus dan terus di suguhkan. Ibadah juga ada beberapa yang dipublikasikan puasa, sedekah, tapi alhamdulillah ane belum menemukan ada orang yang lagi sholat update status 'lagi roka’at dua nih' naudzubillah kalo sampai ada!” canda Ilmi.

Ahmad dan Ranid pun tertawa dan mengaminkan ucapan Ilmi. “Terus di ayat setelahnya dikatakan 'apabila dapat kebaikan maka ia kikir.' Ane rasa betul ayat tersebut. Coba ente berdua hitung ada beberapa orang yang update status semisal alhamdulillah dapet rezeki, buat yang mau ditraktir harap tunggu di depan masjid. Kira-kira ada gak status kayak gitu. Giliran dapat rezeki yang melimpah pada pelit gak mau orang lain pada tau, tapi giliran ditimpa musibah di share kemana-mana.”

“Ah, lo iri aja kali jangan sok jaim deh?!” Kali ini Ahmad yang bertanya kepada Ilmi. Ilmi pun menjawab “ane rasa jaim itu perlu, dalam konteks JAIM, Jaga-Iman berkaitan dengan hal malu, ane tidak mengharamkan update status, akan tetapi alangkah baiknya update-nya itu yang baik-baik pokoknya temanya mengajak kebaikan dari quran, hadits, sahabat, ataupun salafush sholih. Inget akh dalam hadits riwayat Bukhori dikatakan Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu. Ulama bilang bahwa jika kita udah gak malu sama Allah dan tidak merasa diawasinya maka tunaikan saja hawa nafsumu dan lakukan apa yang kau inginkan.” Jawab Ilmi.

Ranid tak menyangka sahabatnya Ilmi dapat menarik dan mengaitkan surat Al-Ma’arij ayat 20-22 dengan fenomena Facebookers yang bergentayangan di dunia maya. Alhamdulillah bertambah satu lagi pengetahuan Ranid pada hari itu. Sungguh Ranid sejatinya sudah sering membaca atau bahkan menghafalkan surat ini. Namun dikarenakan kurang men-tadabbur-i ayat ini maka alangkah kagetnya ia mendengarkan penjelasan yang dipaparkan oleh sahabatnya Ilmi.

Copas dari FB "Tuyul Gondrong" 
NB: Sesungguhnya ini update terbaik yang pernah di Posting di dinding grup tersebut.

Tuesday, December 18, 2012

MEMBASUH INDAH


MEMBASUH INDAH
Oleh: Muhammad Saufi Ginting

Ada sungai mengalir di hati
Meneduhkan jiwa-jiwa yang merindui
Sejenak membasuh resah pada lelah yang tak henti
Tak lekang lesap keindahan menelusuri
Agh..masih saja belum mampu segenap raga mensyukuri
Padahal engkau gagah dengan segala takdir yang menyusur di sudut-sudut hati

Pun meski tergoncang tak surut berpantang
Melewati ratusan, ribuan, dan jutaan halang
Tetap menjadi pedoman dalam menuntaskan kehidupan
Setidaknya, kuingin ragaku tertanam tak pindah dari tanahmu yang dalam
Menjagamu lewat rumah-rumah keabadian
Menjadi sajak padamu negeri yang berpedoman
Menjadi cerita panutan generasi penghujung zaman
Mencatatkan sejarah bahwa kita bukan bangsa sembarang

Mari membasuh indah bersama tangan tuhan
Meluapkan pertikaian dan kekacauan
Di sini kita jejakkan kaki tanpa beban dan penuh kearifan
Menjadikan sungai-sungai seperti kitab suci yang mencatatkan

Rumah Azka-Kisaran, 01 Agustus 2012

Monday, December 17, 2012

TAKDIR DI KATA NENEK


TAKDIR DI KATA NENEK

sudah begitulah takdirnya dahulu, kata nenekmu
jangan kau membantah dan berlalu
jangan kau tanya asal mula dia berada, hingga masih singgah di dada
karena di sana serpihan noda telah menjadi biasa dan indah tampaknya
tak ada ujung pangkalnya
tak ada hukum yang dapat mengikisnya
;hanya kita
menyikapi dengan takzim dan ilmu yang tak biasa
semoga kau tak lelah belajar membaca
pesan guruku
diantara senyum dan buku-buku baru

Kisaran, 6 Juni 2012

Wednesday, December 12, 2012

BERSAMA DOA


BERSAMA DOA BERIBU

Oleh: Saufi Ginting

Kutitip makna lewat sentuhan kalbu
Sekedar merangkai cinta agar tetap bersemayam dalam hati yang tak ingin rancu
Adakah di sana masih merindukan waktu?
para perangkai doa itu
Berjamaah membawa doa beribu

Semoga tak lekang kita bersatu
Meninggalkan jejak-jejak kelabu di ruang rindu
Kitalah yang telah membangun nuansa cinta itu
Mari menjenguk dan memetik dalam haru biru
Sekali lagi, bersama doa beribu

Rumah Azka-Kisaran, 12-12-12