Wednesday, December 28, 2011
Saturday, December 24, 2011
LRS CHAPTER ASAHAN (KLUB BACA)
|
Andi Rusada (Anggota LRS) dan M. Saufi Ginting (Koordinator LRS Chapter Asahan) |
3. Affandi
Affan: (FB: Affandi Affan, email: fandiecool@yahoo.com)
4. Arifuddin
Arsyad: (FB: Arfi Ananda, email: pahlevi_aurelia@yahoo.com)
Buku-buku yang telah dikirim oleh
Leutika telah digilir untuk dibaca, kemudian diresensi oleh para anggota. Dengan memakai dana sendiri koordinator LRS Asahan
telah membuat plank untuk sekretariat LRS Asahan, dan dipasang di depan rumah
koordinator LRS.
Friday, December 23, 2011
BELAJAR DARI NORWEGIA
Tulisan yang kedua di Majalah Suara Muhammadiyah (SM) edisi No. 23/TH. KE-96, 1-15 Desember 2011 di kolom Kronik Dunia Islam halaman 47
Norwegia memiliki cadangan minyak bumi,
gas alam, mineral, makanan laut, air segar yang luas. Norwegia juga penghasil
minyak dan gas alam per kapita terbesar di luar Timur Tengah. Selain terkenal
dengan olah raga Ski dan kesenangannya berjemur, orang Norwegia juga terkenal
sebagai salah satu kelompok masyarakat yang paling baik hati di dunia. Jika
anda tersesat di Norwegia, pasti akan ada yang menolong Anda. Ditambah lagi,
mereka bisa berbahasa Inggris.
BELAJAR DARI NORWEGIA
MUHAMMAD
SAUFI GINTING
Mahasiswa Pascasarjana Unimed Prodi Linguistik Terapan
Bahasa Inggris
N
|
orwegia merupakan sebuah Negara kerajaan. Kerajaan Norwegia atau Kongeriket Norge
(Noreg) dalam bahasa Norwegia, adalah sebuah negara Nordik di Semenanjung Skandinavia bagian ujung barat yang berbatasan dengan Swedia, Finlandia, dan Rusia. Luas total Norwegia adalah 385,525 km² dan
populasi sebesar 4.9 juta. Norwegia merupakan negara dengan kepadatan penduduk
terendah kedua di
Eropa. Ibukotanya Oslo.
cover majalah SM edisi 23 |
Sebelum awal abad ke-20, Norwegia merupakan bangsa miskin
dengan masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Namun, setelah
memasuki awal abad- ke-20, Norwegia merupakan masyarakat berkembang dengan
salah satu tingkat pendidikan tertinggi di Eropa. Ekspansi ilmu pengetahuan
merupakan hal penting bagi pembangunan Norwegia moderen. Hingga saat ini,
pengetahuan merupakan sumber daya terpenting bagi Norwegia. Hal ini terbukti
dari catatan United Nations Development
Programme (UNDP) yang merupakan badan PBB untuk
masalah pembangunan seperti dikutip dalam situs BBC edisi 3 Nopember 2011, menunjukkan Norwegia menempati urutan teratas negara
terbaik di dunia tahun ini didasarkan pada kriteria kesehatan, pendidikan, dan
pendapatan, yang dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sementara itu,
dari
187 negara yang disurvei, Indonesia berada di peringkat 124, jauh di bawah
Brunei (posisi 33) dan Malaysia (posisi 61).
Norwegia mewajibkan setiap penduduk mengenyam 10
tahun dari pendidikan dasar dan Menengah semenjak anak berusia 6 tahun. Materi yang diajarkan umumnya meliputi
pengetahuan umum, budaya dan etika. Selanjutnya dilanjutkan dengan pendidikan
menengah atas yang ditempuh selama 3 tahun dengan materi berimbang antara
pengetahuan teoretis dan praktis. Pendidikan untuk semua umur merupakan konsep dasar dalam
kebijakan pendidikan Norwegia. Dimanapun mereka tinggal, semua anak laki-laki
dan perempuan memiliki hak sama untuk mengenyam pendidikan, tanpa
memperhitungkan latar belakang sosial dan budaya dan kebutuhan akan perhatian
khusus. Hal ini seperti dijelaskan oleh Asrori
S. Karni (2008:103) dalam bukunya “Di balik buku terlaris dalam sejarah
Indonesia: Laskar Pelangi the Phenomenon”, sistem pendidikan di Norwegia
mengizinkan setiap anak untuk dididik di sekolah terdekat. Semua anak-anak
belajar bersama, yang awas dan tunanetra, yang mendengar dan tunarungu,
mempunyai keterbelakangan mental dan tidak. Jika seorang guru kelas membutuhkan
bantuan bagi satu kelas atau lebih, hal ini akan ditawarkan melalui pemerintah.
Veronica Colondam dalam sebuah tulisan di kickandy.com menguraikan ada fenomena unik di Norwegia yaitu remaja
yang putus sekolah memang memilih untuk tidak melanjutkan sekolahnya. Lanjut
Colondam, ada dua alasan mereka "memilih" untuk tidak melanjutkan
sekolah. Pertama, sebagian besar dari
mereka ingin langsung bekerja. Artinya, jenjang pendidikan SMA dirasa tidak
penting untuk mendapatkan pekerjaan seperti menjadi pelayan restoran, penjaga
toko atau pekerjaan lain yang tidak terlalu butuh pendidikan tinggi. Hal kedua
adalah fasilitas yang diberikan negara kepada rakyat yang tidak memiliki
pekerjaan.
Sejak 2003, Norwegia mengikuti perjanjian
Bologna untuk sistem pendidikan tinggi di Eropa. Pusat reformasi ini mengikuti
sistem 3+2+3 yang terdiri dari 3 tahun pendidikan sarjana (bachelor), 2 tahun
master dan 3 tahun Ph.D. Saat ini secara khusus pemerintah Norwegia mendorong
pelajar untuk mengambil pendidikan di bidang matematika, sains dan teknologi.
Data statistik menunjukkan Norwegia memang surga
bagi mahasiswa. Seperti dikutip dalam situs kaskus, selain karena iklim yang
lebih beragam dan indah, hidup di sini juga mudah dan nyaman. Mudah karena
sekolah murah sekali (biaya per semester untuk program master hanya sekitar
Rp.600,000), transportasi publik yang sangat nyaman, teratur sebab jarang
sekali terjadi kemacetan atau kecelakaan), dan tepat waktu, rasanya tidak perlu
punya mobil sendiri. Di sini juga selalu ada pekerjaan (part-time atau full-time).
Ketika kuliah, setiap bulan mereka akan menerima pinjaman tanpa bunga dari
pemerintah sekitar Rp.16 juta Kalau
mereka berhasil lulus, hanya sekitar 60% dari total hutang saja yang perlu
mereka bayar kembali kepada pemerintah.
Asep Mulyana yang menempuh satu semester di Norwegia untuk
pendidikan S2 Ilmu Politik di sebuah suratkabar lokal di Jawa Barat menulis “biaya
SPP yang harus saya bayar untuk menempuh program pascasarjana (S2) nilainya
setara dengan Rp. 800 ribu saja. Itupun karena saya warga negara asing.
Bandingkan dengan biaya SPP yang harus saya bayar untuk program yang sama di
UGM. Di negeri sendiri, saya harus membayar SPP Rp 8 juta persemester”.
Memang benar biaya hidup di sana setinggi langit
dan santunan senilai sekitar tiga puluh juta rupiah per bulan per orang,
sebenarnya pas-pasan, cukup untuk makan dan tempat tinggal saja, tetapi gaji
pekerja juga sangat tinggi (UMR Norwegia sekitar Rp 180.000,00 per jam).
Norwegia juga sangat nyaman karena segala sesuatu diatur dan diurus dengan
baik, sehingga kualitas hidup masyarakatnya pun baik. Kesadaran penduduknya
akan kebersihan sudah sangat tinggi. Hampir tidak ada lagi yang membuang sampah
sembarangan. Selain itu negeri ini sangat aman. Anda ketinggalan tas atau
dompet di kereta api atau bus? Tenang, telpon saja perusahaan terkait, pasti
mereka akan menemukan dan menyimpankan dompet Anda.
RESENSI
BELAJAR MENJADI “SAKTI”
Judul: Sakti dan Sapi Rebo
Penulis: Shabrina WS
Penerbit: LeutikaPrio Yogyakarta
ISBN: 978-602-9079-13-5
Terbit: Februari 2011
Tebal: 97 halaman
Harga: Rp. 32.000,00
Membaca cover depan
judul “Sakti & Sapi Rebo”, seolah-olah kita akan menemukan sebuah kisah
pertualangan seorang anak yang ‘sakti mandraguna’ dengan seekor sapi. Tapi
ternyata tidak, begitu dibalik, dan melihat deskripsinya kita bisa membaca
ternyata Rebo adalah seekor sapi, yang lahir di hari rabu, dan Sakti adalah
pemilik sapi yang memelihara dan merawatnya dengan telaten. Membaca novel ini
mengingatkan kisah saat masih kanak-kanak. Pencitraan latar yang begitu menarik
dan ditulis oleh penulis yang dibilang sudah cukup mumpuni sebab beberapa tulisannya
pernah mangkal di majalah terkemuka di Indonesia: Annida, Ummi, dan Sabili,
menjadikan novel ini layak untuk dibaca oleh anak-anak kita, dan tentunya kita
sendiri selaku orang tua. Hebatnya lagi penulis juga memberikan kesan yang
positif dalam novel anak ini, sehingga kita yang membaca cerita ini bisa mengambil
hikmah dari balik cerita untuk memberikan contoh bahwa walau mencintai dan
menyayangi sesuatu, tapi kita harus menanamkan kepada anak-anak bahwa belajar
juga menjadi nomor wahid dalam hidup. Tak
ada salahnya jika kita juga “Belajar Menjadi Sakti” kan?
Wednesday, October 26, 2011
LAHIR
Semakin banyak yang tercatat
Maka detak semakin kuat
Mulai menunggu dengan harap
Penuh harap
Lahirlah dengan sempurna, anakku!
28/02/2009
BESAR
oleh: Muhammad Saufi Ginting
Sudah!
Suasana semakin gaduh
Risau hati semakin kacau
Dan sudah!
Kita semua ingin hidup damai
Itu Saja!
Kisaran, 24 Nop 2008
MENJADI DO’A
Apakah puisi
ini cukup mengeratkan kita
Pada
perkenalan yang sederhana
Dan disana
kita masih menyimpan asa
Memburu waktu
yang tak ingin sirna
Dan apakah
gerakan tangan ini hanya jadi nelangsa
Pada rindu
pertemuan kita
Dan kita pun
saling menghargai
Diantara
sejuta ingin yang terpatri
Lalu sudahkah
kita terbiasa
Membawa angan
menjadi do’a
Mengikat rindu
menjadi do’a
Merajut mimpi
menjadi do’a
Dan semoga
pada do’a
Kita tumbuh
tanpa dosa
Kisaran, 30
Nop 2008
Wednesday, October 12, 2011
MODEL PEMBELAJARAN POLYA
A. Model Pembelajaran Polya
Model Pembelajaran Polya adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir (Pepkin, 2004:1)
Menurut Polya (dalam Shadiq, 2004: 3) dalam menyelesaikan suatu masalah dalam matematika ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Memahami masalah
Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah membaca soal dengan seksama sehingga benar-benar dimengerti arti dari semua kata dalam soal. Buat tanda khusus untuk beberapa istilah yang digunakan kalimat dalam soal. Tentukan apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui.
2. Menyusun rencana
Langkah kedua ini merupakan kunci dari empat langkah ini. Dalam menyusun rencana penyelesaian banyak strategi dan teknik yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk merancang penyelesaian masalah adalah sebagai berikut:
a. Adakah gambar, diagram, chart atau tanda bantu lainnya yang dapat membantu menyusun data dalam soal?
b. Apakah terdapat hubungan dari keterangan – keterangan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dalam menyelesaikan masalah?
c. Adakah rumus yang dapat digunakan?
d. Apakah masalah ini pernah diselesaikan sebelumnya tapi dengan kalimat yang berbeda?
e. Apakah masalah perhitungan ini dibutuhkan untuk menyusun proses perhitungan?
f. Dapatkah kamu menyempurnakan masalah yang sama dengan lebih sederhana dan mempelajari sesuatu dari penyelesaiannya yang mungkin digunakan dalam masalah ini?
g. Jika pertanyaannya merupakan tipe pertanyaan umum, dapatkah kamu mencoba soal yang lebih spesifik?
h. Apakah terdapat hubungan masalah yang dapat kamu selesaikan sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah ini?
i. Sudahkah kamu menggunakan proses “trial and learn from your error”?
3. Pelaksanaan rencana
Jika dalam langkah kedua telah berhasil dirinci dengan lengkap, maka dalam pelaksanaan rencana penyusunan soalnya menjadi bentuk yang sederhana dan melakukan prhitungan yang diperlukan. Perancangan yang mantap membuat pelaksanaan rencana lebih baik.
4. Memeriksa kembali
Langkah keempat ini penting, walaupun sering dilupakan dalam menyelesaikan masalah. Beberapa pertanyaan yang muncul dalam langkah ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah jawabannya sudah tepat?
b. Adakah cara untuk memeriksa jawaban?
c. Periksa jawaban sekali lagi, apakah ditemukan cara lain yang mungkin dapat digunakan dalam penyelesaian masalah?
- Hal senada juga disampaikan oleh Wena (2009: 88) bahwa dalam model pemecahan masalah, terdiri atas lima tahapan pembelajaran, yaitu:
- Identifikasi masalah
- Dalam tahap ini guru membimbing siswa untuk memahami aspek-aspek permasalahan, seperti membantu untuk mengembangkan/menganalisis permasalah, mengajukan pertanyaan, mengkaji hubungan antardata, memetakan masalah, mengembangkan hipotesis-hipotesis.
- Mendefinisikan masalah. Dalam tahap ini kegiatan guru meliputi membantu dan membimbing siswa, melihat hal/data/variabel yang sudah diketahui dan hal yang belum diketahui, mencari berbagai informasi, menyaring informasi yang ada dan akhirnya merumuskan permasalahan.
- Mencari solusi: Dalam tahap ini kegiatan guru adalah membantu membimbing siswa mencari berbagai alternative pemecahan masalah, melakukan brainstorming, melihat alternative pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang dan akhirnya memilih satu alternative pemecahan masalah yang paling tepat.
- Melaksanakan strategi.
- Melakukan langkah-langkah pemecahan masalah dengan alternative yang telah dipilih. Dalam tahap ini siswa dibimbing secara tahap demi tahap dalam melakukan pemecahan masalah.
- Mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh.
- Dalam tahap ini kegiatan guru adalah membimbing siswa melihat/mengoreksi kembali cara-cara pemecahan masalah yang telah dilakukan apakah sudah benar, sudah sempurna, atau sudah lengkap.
Meyer (dalam Wena, 2009: 87) mengungkapkan bahwa terdapat tiga karakteristik pemecahan masalah, yaitu (1) pemecahan masalah merupakan aktivitas kognitif, tetapi dipengaruhi oleh prilaku, (2) hasil-hasil pemecahan masalah dapat dilihat dari tindakan/prilaku dalam mencari pemecahan, dan (3) pemecahan masalah adalah merupakan suatu proses tindakan manipulasi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah yang berhasil, harus selalu disertakan upaya-upaya khusus yang dihubungkan dengan jenis-jenis persoalan tersendiri serta pertimbangan-pertimbangan mengenai isi yang dimaksud. Mengingat begitu pentingnya siasat atau strategi dalam pemecahan masalah matematika, maka sangat diperlukan langkah-langkah untuk mempermudah pemahamannya.
Pengumuman hasil seleksi mahasiswa PPs UNIMED 2011
Pengumuman Hasil Seleksi Penerimaan Mahasiswa (S2)
Prodi Lingustik Terapan Bahasa Inggris (LTBI) Kelas B
Program Pascasarjana-UNIMED
No. 01469/UN.33/LL/2011
No
|
No. Peserta
|
Nama
|
1
|
212
|
ANTONIUS WILSON SEMBIRING
|
2
|
27
|
BUSRI
|
3
|
260
|
DESI LELANI HARAHAP
|
4
|
237
|
DEWI SYAHPUTRI
|
5
|
46
|
ELISA KANDER PURBA
|
6
|
148
|
ELISA P.N. NAINGGOLAN
|
7
|
364
|
ERNILA SARI HARAHAP
|
8
|
287
|
EVALINE ROSLINA SIMANJUNTAK
|
9
|
155
|
FATMA DEWANI HARAHAP
|
10
|
315
|
GRACE EMELI BR TOBING
|
11
|
353
|
LUKMANUL HAKIM
|
12
|
376
|
MANIMBUL MARTINUS SIMANJORANG
|
13
|
062
|
MERI VANCITO
|
14
|
259
|
MUHAMMAD SAUFI GINTING
|
15
|
356
|
RONY ARAHTA S.
|
16
|
346
|
SUTARSIH
|
17
|
26
|
TRI INDAH REZEKI
|
18
|
365
|
UZIANA
|
19
|
28
|
WARIYATI
|
20
|
18
|
WIDI DAMAIYANTI SIMBOLON
|
21
|
360
|
YULIA SARI HARAHAP
|
22
|
137
|
YUNIAR
|
Subscribe to:
Posts (Atom)