Tulisan yang kedua di Majalah Suara Muhammadiyah (SM) edisi No. 23/TH. KE-96, 1-15 Desember 2011 di kolom Kronik Dunia Islam halaman 47
Norwegia memiliki cadangan minyak bumi,
gas alam, mineral, makanan laut, air segar yang luas. Norwegia juga penghasil
minyak dan gas alam per kapita terbesar di luar Timur Tengah. Selain terkenal
dengan olah raga Ski dan kesenangannya berjemur, orang Norwegia juga terkenal
sebagai salah satu kelompok masyarakat yang paling baik hati di dunia. Jika
anda tersesat di Norwegia, pasti akan ada yang menolong Anda. Ditambah lagi,
mereka bisa berbahasa Inggris.
BELAJAR DARI NORWEGIA
MUHAMMAD
SAUFI GINTING
Mahasiswa Pascasarjana Unimed Prodi Linguistik Terapan
Bahasa Inggris
N
|
orwegia merupakan sebuah Negara kerajaan. Kerajaan Norwegia atau Kongeriket Norge
(Noreg) dalam bahasa Norwegia, adalah sebuah negara Nordik di Semenanjung Skandinavia bagian ujung barat yang berbatasan dengan Swedia, Finlandia, dan Rusia. Luas total Norwegia adalah 385,525 km² dan
populasi sebesar 4.9 juta. Norwegia merupakan negara dengan kepadatan penduduk
terendah kedua di
Eropa. Ibukotanya Oslo.
cover majalah SM edisi 23 |
Sebelum awal abad ke-20, Norwegia merupakan bangsa miskin
dengan masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Namun, setelah
memasuki awal abad- ke-20, Norwegia merupakan masyarakat berkembang dengan
salah satu tingkat pendidikan tertinggi di Eropa. Ekspansi ilmu pengetahuan
merupakan hal penting bagi pembangunan Norwegia moderen. Hingga saat ini,
pengetahuan merupakan sumber daya terpenting bagi Norwegia. Hal ini terbukti
dari catatan United Nations Development
Programme (UNDP) yang merupakan badan PBB untuk
masalah pembangunan seperti dikutip dalam situs BBC edisi 3 Nopember 2011, menunjukkan Norwegia menempati urutan teratas negara
terbaik di dunia tahun ini didasarkan pada kriteria kesehatan, pendidikan, dan
pendapatan, yang dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sementara itu,
dari
187 negara yang disurvei, Indonesia berada di peringkat 124, jauh di bawah
Brunei (posisi 33) dan Malaysia (posisi 61).
Norwegia mewajibkan setiap penduduk mengenyam 10
tahun dari pendidikan dasar dan Menengah semenjak anak berusia 6 tahun. Materi yang diajarkan umumnya meliputi
pengetahuan umum, budaya dan etika. Selanjutnya dilanjutkan dengan pendidikan
menengah atas yang ditempuh selama 3 tahun dengan materi berimbang antara
pengetahuan teoretis dan praktis. Pendidikan untuk semua umur merupakan konsep dasar dalam
kebijakan pendidikan Norwegia. Dimanapun mereka tinggal, semua anak laki-laki
dan perempuan memiliki hak sama untuk mengenyam pendidikan, tanpa
memperhitungkan latar belakang sosial dan budaya dan kebutuhan akan perhatian
khusus. Hal ini seperti dijelaskan oleh Asrori
S. Karni (2008:103) dalam bukunya “Di balik buku terlaris dalam sejarah
Indonesia: Laskar Pelangi the Phenomenon”, sistem pendidikan di Norwegia
mengizinkan setiap anak untuk dididik di sekolah terdekat. Semua anak-anak
belajar bersama, yang awas dan tunanetra, yang mendengar dan tunarungu,
mempunyai keterbelakangan mental dan tidak. Jika seorang guru kelas membutuhkan
bantuan bagi satu kelas atau lebih, hal ini akan ditawarkan melalui pemerintah.
Veronica Colondam dalam sebuah tulisan di kickandy.com menguraikan ada fenomena unik di Norwegia yaitu remaja
yang putus sekolah memang memilih untuk tidak melanjutkan sekolahnya. Lanjut
Colondam, ada dua alasan mereka "memilih" untuk tidak melanjutkan
sekolah. Pertama, sebagian besar dari
mereka ingin langsung bekerja. Artinya, jenjang pendidikan SMA dirasa tidak
penting untuk mendapatkan pekerjaan seperti menjadi pelayan restoran, penjaga
toko atau pekerjaan lain yang tidak terlalu butuh pendidikan tinggi. Hal kedua
adalah fasilitas yang diberikan negara kepada rakyat yang tidak memiliki
pekerjaan.
Sejak 2003, Norwegia mengikuti perjanjian
Bologna untuk sistem pendidikan tinggi di Eropa. Pusat reformasi ini mengikuti
sistem 3+2+3 yang terdiri dari 3 tahun pendidikan sarjana (bachelor), 2 tahun
master dan 3 tahun Ph.D. Saat ini secara khusus pemerintah Norwegia mendorong
pelajar untuk mengambil pendidikan di bidang matematika, sains dan teknologi.
Data statistik menunjukkan Norwegia memang surga
bagi mahasiswa. Seperti dikutip dalam situs kaskus, selain karena iklim yang
lebih beragam dan indah, hidup di sini juga mudah dan nyaman. Mudah karena
sekolah murah sekali (biaya per semester untuk program master hanya sekitar
Rp.600,000), transportasi publik yang sangat nyaman, teratur sebab jarang
sekali terjadi kemacetan atau kecelakaan), dan tepat waktu, rasanya tidak perlu
punya mobil sendiri. Di sini juga selalu ada pekerjaan (part-time atau full-time).
Ketika kuliah, setiap bulan mereka akan menerima pinjaman tanpa bunga dari
pemerintah sekitar Rp.16 juta Kalau
mereka berhasil lulus, hanya sekitar 60% dari total hutang saja yang perlu
mereka bayar kembali kepada pemerintah.
Asep Mulyana yang menempuh satu semester di Norwegia untuk
pendidikan S2 Ilmu Politik di sebuah suratkabar lokal di Jawa Barat menulis “biaya
SPP yang harus saya bayar untuk menempuh program pascasarjana (S2) nilainya
setara dengan Rp. 800 ribu saja. Itupun karena saya warga negara asing.
Bandingkan dengan biaya SPP yang harus saya bayar untuk program yang sama di
UGM. Di negeri sendiri, saya harus membayar SPP Rp 8 juta persemester”.
Memang benar biaya hidup di sana setinggi langit
dan santunan senilai sekitar tiga puluh juta rupiah per bulan per orang,
sebenarnya pas-pasan, cukup untuk makan dan tempat tinggal saja, tetapi gaji
pekerja juga sangat tinggi (UMR Norwegia sekitar Rp 180.000,00 per jam).
Norwegia juga sangat nyaman karena segala sesuatu diatur dan diurus dengan
baik, sehingga kualitas hidup masyarakatnya pun baik. Kesadaran penduduknya
akan kebersihan sudah sangat tinggi. Hampir tidak ada lagi yang membuang sampah
sembarangan. Selain itu negeri ini sangat aman. Anda ketinggalan tas atau
dompet di kereta api atau bus? Tenang, telpon saja perusahaan terkait, pasti
mereka akan menemukan dan menyimpankan dompet Anda.
No comments:
Post a Comment