A. Model Pembelajaran Polya
Model Pembelajaran Polya adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Ketika dihadapkan dengan suatu pertanyaan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir (Pepkin, 2004:1)
Menurut Polya (dalam Shadiq, 2004: 3) dalam menyelesaikan suatu masalah dalam matematika ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Memahami masalah
Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah membaca soal dengan seksama sehingga benar-benar dimengerti arti dari semua kata dalam soal. Buat tanda khusus untuk beberapa istilah yang digunakan kalimat dalam soal. Tentukan apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui.
2. Menyusun rencana
Langkah kedua ini merupakan kunci dari empat langkah ini. Dalam menyusun rencana penyelesaian banyak strategi dan teknik yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk merancang penyelesaian masalah adalah sebagai berikut:
a. Adakah gambar, diagram, chart atau tanda bantu lainnya yang dapat membantu menyusun data dalam soal?
b. Apakah terdapat hubungan dari keterangan – keterangan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dalam menyelesaikan masalah?
c. Adakah rumus yang dapat digunakan?
d. Apakah masalah ini pernah diselesaikan sebelumnya tapi dengan kalimat yang berbeda?
e. Apakah masalah perhitungan ini dibutuhkan untuk menyusun proses perhitungan?
f. Dapatkah kamu menyempurnakan masalah yang sama dengan lebih sederhana dan mempelajari sesuatu dari penyelesaiannya yang mungkin digunakan dalam masalah ini?
g. Jika pertanyaannya merupakan tipe pertanyaan umum, dapatkah kamu mencoba soal yang lebih spesifik?
h. Apakah terdapat hubungan masalah yang dapat kamu selesaikan sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah ini?
i. Sudahkah kamu menggunakan proses “trial and learn from your error”?
3. Pelaksanaan rencana
Jika dalam langkah kedua telah berhasil dirinci dengan lengkap, maka dalam pelaksanaan rencana penyusunan soalnya menjadi bentuk yang sederhana dan melakukan prhitungan yang diperlukan. Perancangan yang mantap membuat pelaksanaan rencana lebih baik.
4. Memeriksa kembali
Langkah keempat ini penting, walaupun sering dilupakan dalam menyelesaikan masalah. Beberapa pertanyaan yang muncul dalam langkah ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah jawabannya sudah tepat?
b. Adakah cara untuk memeriksa jawaban?
c. Periksa jawaban sekali lagi, apakah ditemukan cara lain yang mungkin dapat digunakan dalam penyelesaian masalah?
- Hal senada juga disampaikan oleh Wena (2009: 88) bahwa dalam model pemecahan masalah, terdiri atas lima tahapan pembelajaran, yaitu:
- Identifikasi masalah
- Dalam tahap ini guru membimbing siswa untuk memahami aspek-aspek permasalahan, seperti membantu untuk mengembangkan/menganalisis permasalah, mengajukan pertanyaan, mengkaji hubungan antardata, memetakan masalah, mengembangkan hipotesis-hipotesis.
- Mendefinisikan masalah. Dalam tahap ini kegiatan guru meliputi membantu dan membimbing siswa, melihat hal/data/variabel yang sudah diketahui dan hal yang belum diketahui, mencari berbagai informasi, menyaring informasi yang ada dan akhirnya merumuskan permasalahan.
- Mencari solusi: Dalam tahap ini kegiatan guru adalah membantu membimbing siswa mencari berbagai alternative pemecahan masalah, melakukan brainstorming, melihat alternative pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang dan akhirnya memilih satu alternative pemecahan masalah yang paling tepat.
- Melaksanakan strategi.
- Melakukan langkah-langkah pemecahan masalah dengan alternative yang telah dipilih. Dalam tahap ini siswa dibimbing secara tahap demi tahap dalam melakukan pemecahan masalah.
- Mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh.
- Dalam tahap ini kegiatan guru adalah membimbing siswa melihat/mengoreksi kembali cara-cara pemecahan masalah yang telah dilakukan apakah sudah benar, sudah sempurna, atau sudah lengkap.
Meyer (dalam Wena, 2009: 87) mengungkapkan bahwa terdapat tiga karakteristik pemecahan masalah, yaitu (1) pemecahan masalah merupakan aktivitas kognitif, tetapi dipengaruhi oleh prilaku, (2) hasil-hasil pemecahan masalah dapat dilihat dari tindakan/prilaku dalam mencari pemecahan, dan (3) pemecahan masalah adalah merupakan suatu proses tindakan manipulasi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah yang berhasil, harus selalu disertakan upaya-upaya khusus yang dihubungkan dengan jenis-jenis persoalan tersendiri serta pertimbangan-pertimbangan mengenai isi yang dimaksud. Mengingat begitu pentingnya siasat atau strategi dalam pemecahan masalah matematika, maka sangat diperlukan langkah-langkah untuk mempermudah pemahamannya.