ME-RECHARGE TRIPLE BOTTOM LINE UNTUK
MENINGKATKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Oleh: A. Kusnin, M. Hum.
Dunia usaha merupakan bagian dari komunitas masyarakat dan
memiliki tanggung jawab sosial yang sama dengan masyarakat. PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk (BSP) adalah bagian dari dunia usaha dibidang perkebunan karet
dan kelapa sawit terpadu yang berkomitmen terhadap konsep triple bottom line. Istilah triple bottom line pertama kali diperkenalkan oleh John
Elkington (1998) dalam bukunya yang berjudul Cannibals With Forks: The
Triple Bottom Line in 21st Century Business. Elkington menganjurkan agar dunia usaha perlu mengukur
sukses (atau kinerja) tak hanya dengan kinerja keuangan (berapa besar deviden
atau bottom line yang dihasilkan), namun juga dengan pengaruh
terhadap perekonomian secara luas, lingkungan dan masyarakat di mana mereka
beroperasi. Disebut triple
sebab konsep ini memasukkan tiga ukuran kinerja sekaligus: Economic,
Environmental, Social (EES) atau istilah umumnya
3P: “Profit-Planet-People”.
Pada tahapan selanjutnya, wujud nyata Triple Bottom
Line ini diistilahkan menjadi Corporate Social Responsibility (CSR: tanggung jawab sosial perusahaan).
CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable development), di
mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya
harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan,
misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan
konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Secara
tegas dapat dikatakan bahwa pembangunan
berkelanjutan adalah
proses pembangunan (lahan, kota, dunia usaha, masyarakat,
dan sebagainya) yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi masa depan.
CSR menjadi hal penting penting dalam menjamin
kelangsungan hidup dunia usaha saat ini. Adapun manfaat dan motivasi yang
didapat perusahaan dengan melakukan tanggung jawab sosial perusahaan menurut Ambadar
(2008) meliputi: (1) perusahaan terhindar dari reputasi negatif perusak
lingkungan yang hanya mengejar keuntungan jangka pendek tanpa memperdulikan
akibat dari perilaku buruk perusahaan, (2) kerangka kerja etis yang kokoh dapat
membantu para manajer dan karyawan menghadapi masalah seperti permintaan
lapangan kerja di lingkungan dimana perusahaan bekerja, (3) perusahaan mendapat
rasa hormat dari kelompok inti masyarakat yang membutuhkan keberadaan
perusahaan khususnya dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, (4) perilaku etis
perusahaan aman dari gangguan lingkungan sekitar sehingga dapat beroperasi
secara lancar.
Berdasarkan
pendapat di atas, pelaksanaan CSR menjadi suatu keharusan bagi perusahaan dalam
mendukung aktivitas dunia usahanya, bukan hanya sekedar pelaksanaan tanggung
jawab tetapi menjadi suatu kewajiban bagi dunia usaha. Dalam megimplemetasikan CSR,
oreantasi perusahaan bukan hanya pada pencapaian laba maksimal tetapi juga
menjadi suatu organisasi pembelajaran, dimana setiap individu yang terlibat di dalamnya
memiliki kesadaran sosial dan rasa memiliki tidak hanya pada lingkungan
organisasi melainkan juga pada lingkungan sosial dimana perusahaan berada. Meskipun
kegiatan tampak sederhana dan cakupan masalah sempit tetapi memiliki dampak
positif yang sangat besar bagi masyarakat sekitar perusahaan. Hal ini dapat
dilihat dari taggung jawab sosial yang dilakukan oleh PT. Bakrie Sumatera
Plantations, Tbk (BSP) terhadap lingkungan sekitar perusahaan dengan
mengalokasikan dana untuk sektor pendidikan, ekonomi, sosial, lingkungan dan infrastruktur, serta donasi
dan bantuan bencana sebesar 3,4 milyar pada tahun 2008, yang terus ditingkatkan
pada tahun-tahun selajutnya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa untuk meraih sustainability, perusahaan
perlu peduli terhadap lingkungan alam sekitar (natural environment),
hak-hak pegawai, perlindungan konsumen, corporate governance, dan
pengaruh perilaku bisnis terhadap isu-isu sosial pada umumnya seperti
kekurangan pangan, kemiskinan, pendidikan, perawatan kesehatan, HAM, yang
semuanya dihubungkan dengan profit.
Berangkat dari perspektif CSR di atas ada pertanyaan tantangan
yang harus dijawab oleh PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk (BSP) yaitu “bagaimana
perusahaan meraih profit semakin
banyak dengan mengerjakan hal-hal yang benar termasuk memberi perhatian besar
terhadap lingkungan (environmental) dan sosial kemasyarakatan dengan
lebih baik lagi?”.
Daftar Referensi
Ambadar, J.,
2008. Corporate Social Responsibility dalam Praktik di Indonesia. Jakarta: Elex
Media Computindo.
Elkington,
John. 1998. Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century
Business, Gabriola Island, BC: New Society Publishers
No comments:
Post a Comment