Dulu, sebelum akad
itu terucap dari bibirmu, sebelum perjanjianmu dengan Allah untuk menghalalkan
diriku pada mu, aku selalu berdoa di sepanjang tahun kedekatan kita...
Ya Allah, bila
engkau ridho akan niat hati kami ini, bila Kau yakin dia yang terbaik untuk ku,
satukan kami dalam bingkai cintaMU,dekatkan hati kami selalu, tapi...
Bila Engkau tak
ingin kami bersatu, aku mohon ya Allah, jauhkan kami bagai Timur dan Barat.
Berikan kami penenang hati. Agar kami ikhlas menjalani semua keputusanMU
Doa itu yang selalu
ku ulang-ulang tanpa bosan. Memohon yang terbaik untuk mu dan untuk ku.
5 januari 2008 doaku
terjawab saat kau menjabat tangan penghulu di depan semua orang, di saksikan
malaikat, di ridhoi Allah. AKU BAHAGIA..tapi sekarang...
Aku semakin bahagia.
Kita punya keturunan. Sesuatu yang begitu menakjubkan untuk ku yang tak pernah
berani ku khayalkan dulu-dulu..
SUAMI KU
sayang..terima kasih untuk semua kebahagiaan yang kau cipta untuk ku. Semoga
aku tak pernah mengecewakan hati mu. Hingga kau juga bahagia dengan ku..
Mulai 5 januari 2008
doaku berubah, sampai saat ini,disetiap tarikan nafasku, aku selalu memohonkan
kebaikan dan keabadian cinta untuk kita. SEMOGA SURGA SELAMANYA
(SMS-mu yang tak hilang hingga hari ini, Istriku. Saat dirimu sendiri di rumah, sementara aku sedang mencari rezky di waktu yang agak panjang, tak bertemu denganmu dan anak kita hingga beberapa hari, kala itu).
No comments:
Post a Comment