“TEKNOLOGI PEMBELAJARAN”
(Penggunaan Komputer Sebagai Media Bantu Belajar Mengajar)
Oleh: Muhammad Saufi Ginting, S. Pd.
“Seorang guru harus mengenal teknologi, memberikan pembelajaran inovatif dengan menyiapkan bahan ajar berbasis teknologi, memahami internet, dan membeli laptop sebagai alat bantu mengajar yang saat ini harganya sudah terjangkau terutama bagi guru-guru yang sudah mendapat tunjangan sertifikasi…”
Kalimat di atas merupakan pesan yang di sampaikan oleh H. Bambang Gulyanto, M.Pd./Kadis Pendidikan Kab. Asahan, yang penulis kutip dalam pelatihan peningkatan kompetensi tenaga pendidik/guru mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris Tingkat SMP Negeri/Swasta Kab. Asahan tahun 2009 tanggl 4 -11 November di Hotel Bangun Asahan.
Manusia agar dapat memenuhi kebutuhannya dengan baik perlu belajar. Tujuan pembelajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah menempuh berbagai pengalaman belajar. Sedangkan untuk dapat belajar secara efektif dan efisien perlu memanfaatkan beraneka sumber belajar. Dalam metodologi pembelajaran, ada dua aspek yang cukup menonjol, yakni metode pembelajaran dan media pembelajaran. Media sangat berperan dalam membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, kedudukan media ada dalam komponen metodologi sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru.
Teknologi pembelajaran berupaya untuk merancang, mengembangkan, dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk belajar, pada gilirannya terbuka kesempatan seseorang untuk belajar sepanjang hayat, di mana saja, kapan saja dan oleh siapa, dengan cara dan sumber belajar apa saja yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Oleh karena itu teknologi pendidikan diperlukan untuk dapat menjangkau peserta didik di mana pun mereka berada.
Ada beberapa alasan mengapa media dapat mempertinggi mutu proses belajar yaitu untuk memperjelas bahan pengajaran yang disampaikan guru, memberi pengalaman nyata kepada peserta didik, merangsang peserta didik berdialog dengan dirinya, dan merangsang cara berfikir siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Psikolog Ebbinghaus bahwa materi pembelajaran di dalam ingatan siswa yang dirangsang media tepat guna bertahan lama, karena sifat media mempunyai daya stimulus yang kuat dari pada yang hanya belajar dengan mendengarkan guru berceramah di depan kelas (Pusat Perbukuan, 2004:20)
Penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam proses belajar mengajar sampai pada kesimpulan bahwa proses dan hasil belajar para siswa menunjukkan perbedaan yang berarti antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran di setiap sekolah. Mulai dari sekolah Elite di tengah kota, maupun sekolah biasa yang terdapat di pelosok kampung .
Salah satu media yang merupakan teknologi dalam proses pembelajaran adalah komputer. Dalam bukunya Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Warsita (2008:34) menyatakan bahwa teknologi komputer dapat digunakan sebagai media yang memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dalam memahami suatu konsep. Hal ini dimungkinkan karena teknologi komputer mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan memanipulasi data alfanumerik, menampilkan beberapa operasi dengan cara yang tepat, dan mengkombinasikan tulisan, warna, gerak (animasi), suara, dan video, serta memuat suatu “kepintaran” yang sanggup menyajikan proses interaktif.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk presentasi atau mengajar di depan kelas dengan menggunakan media komputer. Antara lain: metode pengajaran klasikal yaitu penyajian dengan sekelompok besar siswa sedangkan guru berperan sebagai penyaji di depan kelas. Metode ini cocok diterapkan di sekolah yang hanya memiliki sebuah komputer atau komputer yang dilengkapi proyektor atau untuk penyajian materi dengan siswa yang cukup banyak, sehingga memerlukan ruang khusus yang besar seperti ruang audiovisual. Dengan media computer cara ini dimungkinkan, karena telah ada perangkat kelas yang dapat digunakan untuk mepresentasikan ke layar lebar.
Metode pengajaran kelompok yaitu metode penyajian secara perorangan atau sekelompok kecil siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Metode ini cocok diterapkan untuk sekolah yang tidak mempunyai sarana untuk menampilkan ke layar lebar, tetapi memiliki beberapa unit komputer atau laboratorium komputer. Dengan metode ini siswa dapat di bagi ke dalam kelompok-kelompok kecil sehingga masing-masing kelompok dapat menggunakan sebuah komputer. Cara ini mendukung terjadinya interaksi aktif siswa dan mendukung terjadinya suasana diskusi baik dalam kelompok maupun antar kelompok.
Metode Pengayaan atau belajar mandiri, yaitu metode belajar secara individual. Siswa dapat menggunakan software yang ada untuk digunakan belajar sendiri di luar jam sekolah di mana saja dan kapan saja. Dengan metode ini, siswa dapat belajar mandiri tanpa harus tergantung selamanya dengan keberadaan guru. Cara ini mendukung interaksi aktif siswa dan rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri.
Jadi tidak ada kata tidak mungkin demi memajukan dunia pendidikan kita. Terutama dunia pendidikan di Kabupaten Asahan. Tentu saja ini bukan pekerjaan mudah. Semua pihak harus berpartisipasi untuk memfasilitasi. Mulai dari guru bidang studi sampai kepada pemerintah. Misalnya saja terhadap pengadaan komputer sampai ke sekolah-sekolah yang berada jauh dari kota. Memberikan laptop ke pada guru-guru berprestasi tapi tidak mampu. Terutama para guru yang berada di pelosok daerah, sampai kepada memasukkan jaringan internet ke sekolah-sekolah. Karena seperti yang disampaikan bapak Menkominfo Tifatul Sembiring, bahwa pada tahun 2011 seluruh sekolah telah memfasilitasi diri dengan komputer dan internet.
*Penulis adalah Guru.
No comments:
Post a Comment