Tuesday, April 10, 2012

HALAMAN 15-20 MAJALAH MAWADDAH EDISI I APRIL 2012 PEMUDA MUHAMMADIYAH ASAHAN


BERDIRINYA PEMUDA MUHAMMADIYAH DAERAH ASAHAN
Sahmuda Sagala
(Ketua PD.PM Asahan 1970-1980)


A
gama Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah SWT, disempurnakan sebagai “hudallinnas” dan rahmatan lil ‘alamin, adalah dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW. Setelah bertugas  22 tahun sekian bulan, beliau wafat, kembali kehadirat Allah SWT (masa kerasulan beliau 610-632). Disaat beliau wafat, agama islam baru berkembang di ZAZIRAH ARABIA; berarti baru sebagian kecil umat manusia yang mengenal dan memahami agam Islam sebagai “huda” dalam kehidupan.
Untuk mewujudkan agama islam sebagai “hudallinnas” dan rahmatan lil ‘alamin, diperlukan adanya penyambung perjuangan setelah Rasulullah SAW wafat. Penyambung perjuangan itu tidak hanya pada kurun waktu tertentu, tetapi diperlukan sepanjang zaman sampai yaumul qiyamah.
Kesadaran akan perlu adanya kesinambungan perjuangan untuk menegakkan dinulloh-dinul Islam agar menjadi “hudallinnas” dan rahmatan lil ‘alamin sampai hari akhir zaman, itulah yang dihayati benar-benar oleh almarhum KH. Ahmad Dahlan. Beliaupun dengan azzam yang kuat, tekad yang bulat, dan dilandasi keikhlasan yang benar-benar hanya mengharap ridho Allah SWT, mendirikan persyarikatan Muhammadiyah sebagai alat perjuangan yang berkesinambungan untuk memperjuangkan agama Islam terutama di Nusantara tercinta. Karena yang diperjuangkan adalah agama Islam, dan agama Islam itu ditegakkan dan dijunjung tinggi, maka keberadaan persyarikatan Muhammadiyah-pun harus diperjuangkan sepanjang waktu-sampai akhir hayat. 
Berdirinya Organisasi Otonom
Dinul Islam yang diperjuangkan Rasulullah, dan juga yang diperjuangkan oleh KH. Ahmad Dahlan melalui persyarikatan Muhammadiyah ini, adalah untuk semua ummat manusia. Ummat manusia terutama di zaman mutakhir ini terdiri dari berbagai lapisan dan tingkatan. Baik dari segi usia, pekerjaan atau profesi, pendidikan, dan sebagainya.
KH. Ahmad Dahlan menyadari betul hal tersebut. Oleh karena itu, beliau mendirikan beberapa organisasi yang bernaung di bawah persyarikatan Muhammadiyah, dan disebut dengan organisasi Otonom.
-         Untuk  menghadapi kaum ibu, didirikan organisasi ‘Aisyiyah.
-         Untuk menghadapi remaja putri, didirikan organisasi Nasyiyatul ‘Aisyiyah.
-         Untuk menghadapi remaja putra, didirikan organisasi Pemuda Muhammadiyah.
-         Untuk menghadapi remaja pelajar, didirikan Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
-         Untuk menghadapi remaja mahasiswa, didirikan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Berdirinya Pemuda Muhammadiyah
Pemuda Muhammadiyah didirikan tanggal 25 Dzulhijjah 1350 H/ 2 Mei 1932. Itu berarti bahwa Pemuda Muhammadiyah merupakan Orto ke tiga didirikan setelah ‘Aisyiyah (1917) dan Nasyiyatul ‘Aisyiyah (1931), atau Orto AMM ke dua setelah NA.
Pemuda Muhammadiyah didirikan selain untuk melakukan dakwah di kalangan remaja putra, sekaligus diharapkan sebagai kader penyambung estafet perjuangan, pepatah orang arab mengatakan Subbanul yaum, rijalul ghad (pemuda hari ini, lelaki (pemimpin) masa depan). Jadi tugas utama pemuda Muhammadiyah adalah: (a) melakukan dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar di tangan anak muda-remaja, dan (b) mempersiapkan diri menjadi tokoh penggerak Muhammadiyah masa depan.
Berdirinya Pemuda Muhammadiyah di Daerah Asahan
a.        Bahwa Muhammadiyah di daerah Asahan, pertama kali berdiri adalah di Kisaran, yaitu pada tanggal 23 Desember 1929. Setelah itu menyusul cabang Tanjung Balai (1930), Cabang Indrapura (1931), dan Cabang Aek Loba (1950).
Sesuai struktur pemimpin di Muhammadiyah bahwa setiap pimpinan Cabang harus membentuk dan memiliki Orto, maka Pemuda Muhammadiyah adalah orto yang pertama di Asahan.
Dengan demikian struktur kepemimpinan Muhammadiyah di seluruh Indonesia berubah, disesuaikan dengan keputusan Muktamar Bandung 1965 kala itu.
Untuk provinsi Sumatera Utara, penyesuaian struktur tersebut dilaksanakan melalui Musyawarah Wilayah
-         Pertama diselenggarakan pada bulan Desember 1965 di Sidorame Timur Medan. Keputusannya adalah: melebur Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sumatera Timur dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tapanuli menjadi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara.
-         Kedua diselenggarakan awal tahun 1966 di Aek Loba Kabupaten Asahan, keputusannya (a) memilih pimpinan Muhammadiyah wilayah Sumatera Utara; Ketua: Bapak ND. Pane, Sekretaris: Bapak Ishaq Jar, (b) Menetapkan berdirinya daerah Muhammadiyah di beberapa kabupaten dan kotamadya yang telah memiliki sekurang-kurangnya tiga cabang Muhammadiyah, dan (c) Daerah Muhammadiyah Kabupaten Asahan termasuk yang ditetapkan pada waktu itu bergabung dengan kotamadya Tanjungbalai, sehingga bernama “Muhammadiyah Daerah Asahan/Kotamadya Tanjungbalai”.
Pada pertemuan Muhammadiyah di Aek Loba tahun 1966 itu, setelah disahkan berdirinya Muhammadiyah Daerah Asahan/Kotmadya Tanjungbalai, selain menyusun Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, ditetapkan pula berdirinya Orto tingkat Daerah, termasuk “Daerah Pemuda Muhammadiyah Asahan/Kotamadya Tanjungbalai”, dengan ketuanya saudara Salman HS.
Pada bulan Oktober 1966 dilaksanakan Musyawarah Daerah Pemuda Muhammadiyah I di Tanjungbalai untuk menyempurnakan kepemimpinan. Hasilnya terbentuk Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Daerah Asahan/Kotamadya Tanjungbalai, dengan susunan sebagai berikut;  Ketua: Salman HS. (Tanjungbalai), Wakil Ketua: Rusli Usman (Tanjungbalai), Wakil Ketua: Sahmuda Sagala (Kisaran), Wakil Ketua: Rusydi Syukur (Tanjungbalai), Sekretaris: M. Ya’kub Taj (Tanjungbalai), Wakil Sekretaris: Amiruddin Hasibuan (Tanjungbalai), dan Bendahara: Ruzaham (Tanjungbalai).
Tak lama kemudian berdirilah Pemuda Muhammadiyah Cabang Kisaran, menyusul Pemuda Muhammadiyah Cabang Tanjungbalai, Cabang Indrapura, dan Cabang Aek Loba. Keadaan seperti ini berlangsung sampai pecahnya tragedi Nasional pemberontakan G.30.S/PKI tahun 1965.
Pasca pecahnya G.30.S/PKI, Muhammadiyah daerah Asahan berkembang pesat. Termasuk pembentukan orto-ortonya. Terutama Orto Pemuda Muhammadiyah. Setiap berdirinya cabang baru Muhammadiyah, dilengkapilah dengan orto pemuda Muhammadiyah. Dapat dijelaskan bahwa cabang Pemuda Muhammadiyah tumbuh setelah tahun 1965 adalah sebagai berikut: (1) Cabang Tanjung Tiram, (2) Cabang Air Joman, (3) Cabang Bandar Pulau, (4) Cabang Meranti, (5) Cabang Kisaran Timur, (6) Cabang Lubuk Palas, dan (7) Cabang Bagan Asahan.     
b.        Berdirinya Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Asahan.
Sampai tahun 1965, struktur organisasi Muhammadiyah termasuk ortonya seperti Pemuda Muhammadiyah, setelah PP. Muhammadiyah adalah sebagai berikut: tingkat konsul yang ada di bawah kresidenan disebut Daerah, selanjutnya tingkat cabang; dan tingkat ranting
Ditingkat Provinsi tidak ada strukur organisasi, keadaan seperti berubah setelah Muktamar Muhammadiyah ke 36 tahun 1965 di Bandung.
Setelah Muktamar ke 36 di Bandung, struktur berubah menjadi: Tingkat provinsi disebut Wilayah, tingkat Kabupaten/Kotamadya disebut Daerah; seterusnya tingkat cabang dan ranting. Struktur di tingkat kresidenan dihapuskan.
Demikian secara secara singkat sejarah berdirinya Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Asahan/Kotamadya Tanjungbalai. Mengakhiri tulisan ini, penulis perlu mengingatkan akan “tri fungsi” Pemuda Muhammadiyah (juga AMM) yaitu sebagai: Pelopor, Pelangsung, dan Peyempurna amal usaha Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah harus sanggup:
-         Mempelopori amal usaha Muhammadiyah. Sebagai pelopor, harus berdiri dibagian terdepan, harus mampu melakukan terobosan-terobosan dan inovasi. Jangan menjadi penikmat amal usaha Muhammadiyah tanpa berperan sedikitpun dalam mewujudkan amal usaha tersebut.
-         Melangsungkan keberadaan Muhammadiyah dan amal usahanya. Kelestarian dan kesinambungan Muhammadiyah di masa depan menjadi ‘tanggung jawab’ pemuda Muhammadiyah hari ini.
Menyempurnakan gerakan Muhammadiyah. Keberadaan Muhammadiyah hari ini adalah usaha dan kerja keras para pendahulu kita; mereka Assa Biduunal Awwalun dalam Muhammadiyah khusus di Asahan ini. Pemuda Muhammadiyah jangan berbangga hati melihat apa yang ada sekarang. Tetapi harus bekerja keras untuk mewujudkan Muhammadiyah dengan dakwah amar ma’ruf nahi munkarnya menjadi rahmatan lil ‘alamin. Insya Allah. (Kisaran, 21 R. Akhir 1433 H/14 Maret 2012 M).

No comments: