Monday, April 2, 2012

MESJID YANG MEMINTA-MINTA



MESJID YANG MEMINTA-MINTA
Oleh: Muhammad Saufi Ginting

Perjalanan pergi dan pulang Kisaran-Medan, kita akan menemukan mesjid-mesjid yang dipinggir jalan lintas "mengganggu perjalananan" siapa saja. Dengan alasan ingin membangun mesjid yang besar, megah dan hebat, maka cara ini pun terus dilakukan turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya, dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal ini juga terjadi dari medan ke Banda Aceh.

Sungguh terasa lemahnya daya pikir kita dalam menyusun kekuatan untuk membangun islam; membangun mesjid dengan meminta-minta. Sesungguhya ketika kita meminta sumbangan untuk pembangunan mesjid, siapa saja bisa memberikan, tapi siapa saja juga bisa mencemooh.
Apalah orang Islam ini, katanya besar, katanya punya kekuatan, tapi membangun rumah ibadahnya saja harus meminta-minta.

Sudah saya foto dengan kamera HP, tapi lupa mindahinnya ke laptop. jadi copas gambar saja dari   http://www.surabayapagi.com,    

Dilain kasus ada juga kita temukan pengemis, gelandangan yang jadi peminta-minta menggunakan lobe/peci di kepala bagi yang laki-laki dan mengenakan jilbab bagi perempuan dari mulai anak-anak hingga orang tua sekalipun. Semua itu identik dengan simbol Islam. Seolah-olah Islam ini sangat miskin dan tidak memikirkan nasib ummatnya dan sangat jauh dari konsep rahmatan lil ‘alamin.

Oknum tertentu yang memanfaat anak-anak dengan membawa kaleng infaq dari satu tempat ke tempat lain dengan alasan untuk membangun sebuah pesantren dan juga mesjid di daerah tertentu yang tak jelas keberadaanya. Miris melihat contoh-contoh seperti ini sebenarnya.

Padahal kita bisa melakukan cara lain dalam mengembangkan mesjid. Misalnya cara yang dilakukan oleh organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah dalam membangun apapun tak pernah meminta-minta di jalanan, sebab mereka punya massa sendiri yang bisa di gunakan untuk membantu pembangunan mesjid, pesantren atau amal usaha. Cukup dengan tabligh akbar atau pengajian, maka seluruh anggota Muhammadiyah akan berduyun-duyun memberikan bantuan tunai ataupun berupa pengakuan, jika saat itu tak bisa memberikan bantuan. Jangan ditanya, dalam sebulan mesjid besar dan megah sudah bisa dibangun di atas tanah yang luas, dan dalam waktu setengah tahun sudah bisa ditempati.

Bahkan setelah itu, mesjid inipun tak mati, sebab dimakmurkan dari keikhlasan orang-orang yang ingin mendekatkan diri pada Allah. Sekarang dimanakah mesjid kita yang tak meminta-minta itu? Apa yang harus kita lakukan?

No comments: